“Wa’alaikum salam“, serentak semua menjawab kecuali aku.
“Ini, Akhi?“, tanya Nabila sambil melihatku.
“Ia, Ukhti. Afwan jiddan merepotkan”.
“Tidak apa, ayo turun semuanya. Abang ana ada di dalam, tafadhol kalau mau ngobrol!“.
Segera semuanya turun. Nabila membantuku turun, ia menggandeng tanganku, diajak masuk kedalam kamarnya yang sangat luas. Begitu masuk, dia terkejut melihatku, mungkin karena tadi gelap jadi kurang mengenaliku.
“Lho!!! Anti Alya kan? Kenalkan, ana Nabila!”.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum seraya menerima uluran tangannya.
“Bagaimana bisa begini?“, tanya Nabila bersahabat.
“Ceritanya panjang”.
“Kelihatannya anti capek sekali. Kalau nggak keberatan kapan-kapan anti bisa cerita ke ana”.
Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum. Mmm,, tunggu dulu, sepertinya aku ingin menanyakan sesuatu kepada Nabila.