Pada KKM per-mapel, setiap guru mapel menentukan dan menggunakan KKMnya masing-masing. Sehingga menghasilkan KKM yang berbeda-beda pada setiap mapel.Â
-KKM per-rumpun mapel.
Pada KKM per-rumpun mapel, setelah setiap guru mapel menentukan KKMnya masing-masing kemudian berkumpul dengan rumpunnya, seperti rumpun bahasa (guru mapel Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), rumpun MIPA (guru mapel Matematika dan IPA), dll menentukan dan menggunakan KKM untuk rumpunnya masing-masing. Sehingga menghasilkan KKM yang sama pada mapel dalam rumpunnya.
2. Model tunggal (satu KKM).
Model KKM tunggal (satu KKM) disebut sebagai KKM sekolah/ satuan pendidikan, karena menghasilkan KKM yang sama untuk setiap mapel secara keseluruhan tidak hanya perumpun saja.Â
Sebenarnya, sebagian proses dalam model ini menggunakan model multi (KKM per-mapel); dimana pertama-tama setiap guru mapel menentukan KKMnya masing-masing terlebih dahulu, hanya saja yang membedakan tidak langsung digunakan seperti pada model KKM multi (KKM per-mapel) tersebut.Â
Tetapi setelah itu, sekolah/ satuan pendidikan menentukan KKM yang mana yang akan digunakan dengan cara memilih KKM terendah, KKM rata-rata atau atau KKM modus dari seluruh mapel. Sehingga menghasilkan KKM yang sama pada setiap mapel.
Saya pribadi lebih jatuh cinta pada model multi (lebih dari satu KKM) yang kedua yaitu KKM per-mapel. Sekalipun hasilnya akan berbeda-beda, tapi lebih membuat merdeka. Toh berbeda itu indah, seindah Bhineka Tunggal Ika.
Sumber:
Tim Direktorat Pembinaan SMP. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. 2017. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.
Cililin, 29 Juli 2018 (17:22)Â