Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sudah Saatnya Ada jalur Transportasi Alternatif Cianjur-Puncak-Bogor

19 September 2024   16:16 Diperbarui: 19 September 2024   16:18 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemacetan parah di kawasan puncak (Sumber: tribunnews.com)

Suatu waktu saya mendapat undangan pertemuan organisasi, bertempat di JCC (Jakarta Convention Center), Jakarta. Undangan pertemuan itu pukul 15.00 WIB.

Jarak dari Cianjur ke JCC sekira 106 kilometer dan bisa ditempuh dengan lama perjalanan "normal" kurang lebih 3 jam.

Waktu itu kami berangkat rombongan menggunakan bus. Kami berangkat dari Cianjur pukul 10.00 WIB, sebelum dhuhur. Perkiraan kami, paling telat pukul 14.00 WIB sudah sampai ke lokasi.

Namun di luar perkiraan, di jalur puncak macet cukup parah. Kemacetan terutama terjadi di sekitar Cisarua, Cipayung, dan Ciawi Bogor. Padahal saat itu bukan hari libur (tanggal merah).

Alhasil laju bus yang kami tumpangi hanya bergerak sedikit-sedikit, merayap. Waktu sudah mendekati pukul 15.00 WIB, tapi kami masih berada di area Cisarua. Kami tentu saja gelisah, sebab seharusnya pukul 15.00 WIB itu sudah sampai di JCC.

Lepas waktu ashar kami baru sampai ke Ciawi. Sekira setengah jam kemudian kami berhasil memasuki tol Jagorawi. Tentu saja setelah masuk tol Jagorawi laju bus normal dan lancar.

Singkat cerita sekira pukul 17.30 WIB kami sampai ke JCC, tepatnya Hall B JCC, Jakarta. Berarti kami sampai ke lokasi 2,5 jam setelah acara dimulai.

Betapa malu dan kecewanya kami. Sebab pas datang ke sana terlihat banyak orang-orang keluar dari gedung menuju bus yang terparkir di sana. Artinya acara sudah selesai. Orang-orang pulang, sementara kami baru sampai ke sana.

Tidak sampai setengah jam berada di area parkir JCC, kami langsung balik badan. Kami langsung pulang kembali ke Cianjur. Kami gagal menghadiri undangan pertemuan.

Itulah pengalaman dan sekelumit cerita dari sekian banyak cerita tentang bagaimana kemacetan yang bisa dan biasa terjadi di jalur puncak.

Puncak Jalur Macet

Jalur puncak memang sudah dikenal lama sebagai jalur macet. Sebab selain menjadi jalur  (umum) lalu lintas utama Cianjur-Bogor-Jakarta, jalur puncak juga merupakan kawasan wisata.

Di kawasan puncak banyak terdapat tempat wisata yang menjadi daya tarik "orang-orang kota". Kawasan puncak merupakan magnet bagi banyak wisatawan, terutama mereka yang berasal dari arah Jakarta.

Mengapa di kawasan puncak banyaknya tempat wisata? Sebab alam dan cuaca di sana sangat indah dan menyegarkan. Kawasan puncak memiliki cuaca yang sejuk, sangat cocok untuk mereka yang ingin melakukan healing.

Tidak mengherankan jika waktu libur tiba, termasuk di akhir pekan, para wisatawan dari arah Jakarta akan datang membanjiri kawasan puncak. Mereka datang untuk menikmati indahnya alam dan segarnya cuaca di sana.

Datangnya banyak kendaraan menuju kawasan puncak di hari libur atau di akhir pekan tentu saja akan menambah padatnya arus lalu lintas di jalur puncak. Di hari biasa saja jalur puncak sudah sedemikian padat, apalagi di hari-hari libur/akhir pekan.

Namun anehnya hal itu tidak jadi pelajaran dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat untuk mengatasi masalah kemacetan yang sudah akut dan sudah jadi "tradisi" di sana. Sejauh ini upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat untuk mengurai masalah kemacetan tidak menjadi solusi yang permanen.

Untuk mengurai masalah kemacetan di kawasan puncak secara permanen sesungguhnya "tidak sulit". Pemerintah daerah Bogor dengan pemerintah daerah Cianjur dalam hal ini bisa bekerja sama membuat jalur transportasi alternatif Cianjur-Puncak-Bogor.

Jalur transportasi alternatif Cianjur-Puncak-Bogor itu bisa berbentuk "jalan biasa" yang melintasi tempat-tempat wisata di kawasan puncak atau bisa juga berbentuk fly over.

Nah jalur itu tidak digunakan sebagai jalur umum, tapi dikhususkan hanya untuk para wisatawan yang akan berwisata di kawasan puncak. Sedangkan mereka yang bepergian dari arah Cianjur-Bogor-Jakarta atau sebaliknya, tapi tidak akan berwisata bisa menggunakan jalur jalan yang sudah ada.

Hal itu tentunya membutuhkan anggaran yang cukup besar. Hal itu juga pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Akan tetapi hal itu merupakan sebuah solusi yang cukup realistis untuk mengatasi kemacetan yang permanen di kawasan puncak, yang sudah terjadi di waktu yang sangat lama. Selain itu sepertinya tidak ada lagi solusi yang permanen.

#Macet Libur Panjang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun