Suatu waktu saya mendapat undangan pertemuan organisasi, bertempat di JCC (Jakarta Convention Center), Jakarta. Undangan pertemuan itu pukul 15.00 WIB.
Jarak dari Cianjur ke JCC sekira 106 kilometer dan bisa ditempuh dengan lama perjalanan "normal" kurang lebih 3 jam.
Waktu itu kami berangkat rombongan menggunakan bus. Kami berangkat dari Cianjur pukul 10.00 WIB, sebelum dhuhur. Perkiraan kami, paling telat pukul 14.00 WIB sudah sampai ke lokasi.
Namun di luar perkiraan, di jalur puncak macet cukup parah. Kemacetan terutama terjadi di sekitar Cisarua, Cipayung, dan Ciawi Bogor. Padahal saat itu bukan hari libur (tanggal merah).
Alhasil laju bus yang kami tumpangi hanya bergerak sedikit-sedikit, merayap. Waktu sudah mendekati pukul 15.00 WIB, tapi kami masih berada di area Cisarua. Kami tentu saja gelisah, sebab seharusnya pukul 15.00 WIB itu sudah sampai di JCC.
Lepas waktu ashar kami baru sampai ke Ciawi. Sekira setengah jam kemudian kami berhasil memasuki tol Jagorawi. Tentu saja setelah masuk tol Jagorawi laju bus normal dan lancar.
Singkat cerita sekira pukul 17.30 WIB kami sampai ke JCC, tepatnya Hall B JCC, Jakarta. Berarti kami sampai ke lokasi 2,5 jam setelah acara dimulai.
Betapa malu dan kecewanya kami. Sebab pas datang ke sana terlihat banyak orang-orang keluar dari gedung menuju bus yang terparkir di sana. Artinya acara sudah selesai. Orang-orang pulang, sementara kami baru sampai ke sana.
Tidak sampai setengah jam berada di area parkir JCC, kami langsung balik badan. Kami langsung pulang kembali ke Cianjur. Kami gagal menghadiri undangan pertemuan.
Itulah pengalaman dan sekelumit cerita dari sekian banyak cerita tentang bagaimana kemacetan yang bisa dan biasa terjadi di jalur puncak.