Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

PDI Perjuangan Masih Gamang atau Batal Calonkan Anies Baswedan?

26 Agustus 2024   19:25 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:03 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendaftaran cagub/cawagub (calon gubernur/calon wakil gubernur) di Pilkada Jakarta akan dimulai besok, Selasa 27 Agustus 2024 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2024. Akan tetapi sampai saat ini PDI Perjuangan belum juga mengumumkan siapa cagub/cawagub yang akan diusungnya.

Padahal partai-partai politik yang tergabung dalam KIM (Koalisi Indonesia Maju) Plus yang berjumlah 12 partai politik jauh-jauh hari sudah mendeklarasikan cagub/cawagubnya. KIM Plus mengusung Ridwan Kamil-Suswono sebagai cagub/cawagub di Pilkada Jakarta 2024.

PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai politik di luar KIM Plus yang bisa mencalonkan cagub/cawagub di Pilkada Jakarta. PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai politik yang bisa jadi lawan tanding KIM Plus di Pilkada Jakarta.

Sejauh ini gencar dikabarkan bahwa PDI Perjuangan akan mencalonkan mantan gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan sebagai cagub di Pilkada Jakarta. Anies kabarnya akan dipasangkan dengan Rano Karno, mantan gubernur Provinsi Banten.

Sebelumnya Anies Baswedan juga kabarnya akan dipasangkan dengan Hendrar Prihadi, mantan walikota Semarang. Tetapi ternyata Hendrar Prihadi sudah diumumkan sebagai cawagub mendampingi Andika Perkasa di Pilkada Jawa Tengah.

Akan tetapi seiring dengan belum diumumkannya pasangan Anies Baswedan-Rano Karno sebagai cagub/cawagub Jakarta, berkembang beberapa spekulasi terkait pencalonan mantan capres (calon presiden) nomor urut 1 di Pilpres 2024 lalu itu.

Sebagian pihak mengatakan bahwa Ketua Umum PDI perjuangan Megawati Soekarnoputri menginginkan Anies Baswedan harus menjadi bagian dari PDI Perjuangan. Artinya Anies Baswedan harus menjadi kader PDI Perjuangan.

Hal itu tersirat dari pidato Megawati ketika pengumuman cagub/cawagub Banten dan Jawa Tengah, Senin, 26 Agustus 2024.  Menurut Megawati, dirinya tidak mau jika ada calon yang hanya menjadikan PDI Perjuangan sebagai alat untuk mendompleng kepentingannya.

Dari spekulasi itu bisa disimpulkan bahwa Anies Baswedan bisa jadi diusung PDI Perjuangan jika masuk sebagai kader PDI Perjuangan. Akan tetapi Anies Baswedan bisa batal diusung PDi Perjuangan jika tidak mau masuk sebagai kader PDI Perjuangan.  

Spekulasi lain yang berkembang adalah PDI Perjuangan batal, tidak akan mengusung Anies Baswedan. PDI perjuangan  akan mengusung kader mereka sendiri, bukan orang dari eksternal PDI perjuangan.

Bahkan kemudian beredar nama cagub yang akan diusung oleh PDI Perjuangan itu adalah Pramono Anung yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia Maju. Pramono Anung akan dipasangkan dengan Rano Karno.

Munculnya nama Pramono Anung bisa jadi karena Megawati Soekarnoputri sudah bisa memprediksi atau mencium gelagat bahwa Anies Baswedan tidak akan mau jadi kader PDI Perjuangan. Padahal dirinya menginginkan siapa pun calon yang diusung PDI Perjuangan harus kader, bagian dari partai berlambang banteng dengan moncong putih itu.

Terlepas apakah Anies Baswedan jadi atau tidak diusung oleh PDI Perjuangan, itu urusan PDI Perjuangan sendiri.

Akan tetapi ada hal yang harus dipertimbangkan oleh PDI perjuangan, bahwa untuk melawan cagub yang diusung oleh KIM Plus, yakni Ridwan Kamil harus orang yang bisa mengimbanginya. Dan orang yang mampu mengimbangi Ridwan Kamil hanyalah Anies Baswedan.

Bahkan nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun tidak akan mampu mengimbangi Ridwan Kamil. Sebab ceruk pemilih Ahok tidak sebesar atau seluas ceruk pemilih Anies Baswedan.

Ceruk pemilih Anies Baswdan bisa berasal dari kalangan nasionalis dan kalangan relijius (baca: Islam). Jadi Anies Baswedan berpotensi bisa mengambil ceruk pemilih Ridwan Kamil yang memang berasal dari kalangan nasionalis dan kalangan relijius.

Sedangkan ceruk pemilih Ahok hampir dipastikan hanya berasal dari kalangan nasionalis. Kalangan relijius bisa dipastikan akan sedikit yang memilih Ahok.

Apalagi sekedar nama Pramono Anung. Sebab popularitas dan elektabilitas Pramono Anung jauh lebih rendah dari Ahok.

Dengan demikian PDI Perjuangan sebaiknya mengusung cagub yang memiliki potensi menang lebih besar. Sebab siapa pun yang mencalonkan cagub, termasuk PDI perjuangan  tentu dengan kalkulasi dan mempertimbangkan orang yang memiliki potensi menang lebih besar.

Kecuali jika PDI perjuangan  hanya sekedar mencalonkan atau sekedar berpartisipasi dalam Pilkada. Itu soal lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun