Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ada Upaya Mengalahkan Anies Baswedan Sebelum Kontestasi Dimulai?

5 Agustus 2024   15:12 Diperbarui: 5 Agustus 2024   17:35 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan (Sumber: kompas.com)

Tak bisa dipungkiri bahwa Anies Baswedan merupakan salah seorang calon gubernur (cagub) yang memiliki elektabiitas tinggi. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Anies Baswedan merupakan cagub terkuat di Pilada DKI saat ini.

Sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga tentu masih memiliki basis dukungan yang cukup kuat.

Tak mengherankan jika partai politik yang mau mendukung cagub lain untuk melawan Anies Baswedan akan berhitung secermat-cermatnya. Mereka tentu akan berhitung siapa yang akan dihadapkan dengan Anies Baswedan dan bagaimana caranya untuk mengalahkan mantan capres (calon presiden) nomor urut 1 itu.

Sejauh ini sudah ada tiga partai politik yang telah menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan untuk maju sebagi cagub di Pilkada DKI Jakarta. Ketiga partai politik tersebut adalah PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dan Partai Nasdem (Partai Nasionalis Demokrat).

Ketiga partai politik tersebut memiliki jumlah kursi atau suara yang lebih dari cukup untuk mengusung Anies Baswedan sebagai cagub.

Di pihak lain ada beberapa partai politik yang tergabung dalam KIM (Koalisi Indonesia Maju). KIM ini adalah gabungan partai politik yang mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 lalu.

KIM ini jelas bukan pihak yang akan mendukung Anies Baswedan sebagai cagub. Bahkan KIM bisa disebut sebagai partai politik lawan dari Anies Baswedan.

Sampai saat ini KIM belum mendeklarasikan atau mendukung nama cagub yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta. Padahal gabungan jumlah kursi atau suara partai politik yang tergabung dalam KIM ini lebih dari cukup untuk mengusung pasangan cagub-cawagub.

Tentu saja pihak KIM sedang berhitung dengan cermat, siapa yang akan diusung agar bisa mengalahkan Anies Baswedan. Beberapa nama cagub yang akan diusung KIM memang sempat muncul ke muka publik. Ada nama Ridwan Kamil, Kaesang Pangarep, Zita Anjani, dan beberapa nama lainnya.

Belakangan terdengar cukup santer bahwa KIM hampir pasti akan mengusung Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat sebagai cagub DKI Jakarta. Padahal sebelumnya Partai Golkar, partai "pemilik" Ridwan Kamil menginginkan kadernya itu nyalon di Jawa Barat. Sebab peluang Ridwan Kamil menang lebih besar ada di Jawa Barat.

Partai politik dari KIM yang gencar mendorong Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub DKI Jakarta adalah Partai Gerindra. Hal itu dikarenakan Partai Prabowo Subianto tersebut akan mengusung kadernya Dedi Mulyadi untuk maju di Pilgub Jawa Barat.

Seandainya Ridwan Kamil tidak didorong ke Pilgub DKI Jakarta dan masih nyalon di Jawa Barat, maka peluang Dedi Mulyadi menang relatif kecil. Sebab bagaimana pun nama Ridwan Kamil masih sangat kuat di Jawa Barat.

Kini Partai Golkar sang "pemilik" Ridwan Kamil juga kabarnya sudah setuju dengan partai politik KIM lainnya untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta. Indikasi itu jelas terlihat karena Partai Golkar sudah menyatakan akan mendukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat.

Akan tetapi "ketakutan" KIM bahwa cagub yang diusungnya akan kalah dari Anies Baswedan cukup jelas terlihat. Hal itu bisa dilihat dari upaya mereka menarik partai politik yang telah resmi mendukung Anies Baswedan untuk bergabung dengan KIM. Hingga kemudian muncul istilah KIM Plus.

Padahal tanpa menarik partai politik lain di luar KIM pun, mereka sesungguhnya sudah lebih dari cukup untuk mengusung Ridwan Kamil atau siapa pun sebagai cagub DKI Jakarta.

Upaya yang dilakukan KIM jelas berbahaya bagi Anies Baswedan. Sebab dengan ditariknya dua partai politik saja, apalagi ketiganya, Anies praktis tak akan bisa terus lanjut di Pilkada DKI Jakarta.

Misalnya PKB dan PKS atau PKB dan Partai Nasdem gabung ke KIM, maka yang tinggal hanya satu partai politik. Tapi itu masih mendingan, sebab bisa saja nanti partai politik yang masih mendukung Anies Baswedan itu koalisi dengan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) misalnya.

Akan tetapi jika ketiga partai politik yang sedianya telah menyatakan akan mengusung Anies Baswedan tapi kemudian bergabung ke KIM, maka habislah Anies Baswedan. Anies Baswedan tak akan pernah bisa maju sebagai cagub di Pilkada DKI jakarta.

Apa yang dilakukan oleh KIM mungkin bisa dibaca sebagai sebuah strategi untuk mengalahkan Anies Baswedan, bahkan sebelum kontestasi dimulai. Sebab untuk mengalahkan Anies Baswedan ketika sudah masuk dalam kontestasi mungkin akan sangat berat.

Tak heran jika kemudian muncul beberapa analisa bahwa di Pilkada DKI Jakarta hanya akan diikuti oleh satu pasangan cagub-cawagub saja, yakni dari kubu KIM. Lawannya adalah kotak kosong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun