Partai politik dari KIM yang gencar mendorong Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub DKI Jakarta adalah Partai Gerindra. Hal itu dikarenakan Partai Prabowo Subianto tersebut akan mengusung kadernya Dedi Mulyadi untuk maju di Pilgub Jawa Barat.
Seandainya Ridwan Kamil tidak didorong ke Pilgub DKI Jakarta dan masih nyalon di Jawa Barat, maka peluang Dedi Mulyadi menang relatif kecil. Sebab bagaimana pun nama Ridwan Kamil masih sangat kuat di Jawa Barat.
Kini Partai Golkar sang "pemilik" Ridwan Kamil juga kabarnya sudah setuju dengan partai politik KIM lainnya untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta. Indikasi itu jelas terlihat karena Partai Golkar sudah menyatakan akan mendukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat.
Akan tetapi "ketakutan" KIM bahwa cagub yang diusungnya akan kalah dari Anies Baswedan cukup jelas terlihat. Hal itu bisa dilihat dari upaya mereka menarik partai politik yang telah resmi mendukung Anies Baswedan untuk bergabung dengan KIM. Hingga kemudian muncul istilah KIM Plus.
Padahal tanpa menarik partai politik lain di luar KIM pun, mereka sesungguhnya sudah lebih dari cukup untuk mengusung Ridwan Kamil atau siapa pun sebagai cagub DKI Jakarta.
Upaya yang dilakukan KIM jelas berbahaya bagi Anies Baswedan. Sebab dengan ditariknya dua partai politik saja, apalagi ketiganya, Anies praktis tak akan bisa terus lanjut di Pilkada DKI Jakarta.
Misalnya PKB dan PKS atau PKB dan Partai Nasdem gabung ke KIM, maka yang tinggal hanya satu partai politik. Tapi itu masih mendingan, sebab bisa saja nanti partai politik yang masih mendukung Anies Baswedan itu koalisi dengan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) misalnya.
Akan tetapi jika ketiga partai politik yang sedianya telah menyatakan akan mengusung Anies Baswedan tapi kemudian bergabung ke KIM, maka habislah Anies Baswedan. Anies Baswedan tak akan pernah bisa maju sebagai cagub di Pilkada DKI jakarta.
Apa yang dilakukan oleh KIM mungkin bisa dibaca sebagai sebuah strategi untuk mengalahkan Anies Baswedan, bahkan sebelum kontestasi dimulai. Sebab untuk mengalahkan Anies Baswedan ketika sudah masuk dalam kontestasi mungkin akan sangat berat.
Tak heran jika kemudian muncul beberapa analisa bahwa di Pilkada DKI Jakarta hanya akan diikuti oleh satu pasangan cagub-cawagub saja, yakni dari kubu KIM. Lawannya adalah kotak kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H