Melaksanakan ibadah haji bukanlah dimaksudkan untuk rekreasi atau shopping. Walau pun tentu saja ada unsur itu di dalamnya.
Selain itu masalah akomodasi dan konsumsi, seperti sewa hotel dan makan sudah disediakan dan dijamin oleh pemerintah selama melaksanakan ibadah haji di sana.
Oleh kaenanya jemaah haji tak perlu jor-joran membawa uang atau bahan makanan. Jemaah haji hendaknya membawa uang secukupnya untuk kebutuhan-kebutuhan yang pokok saja. Kebutuhan pokok yang dimaksud misalnya membayar "dam" dan sekedar membeli oleh-oleh..
Terkait bahan makanan, saat ini jemaah haji sudah tak perlu lagi membawa beras seperti jemaah haji tempoe doeloe. Sebab kebutuhan makan sudah dicukupkan dan dipenuhi oleh pemerintah, baik selama di Mekkah atau selama di Madinah.
Makanan yang mungkin bisa dibawa adalah makanan yang tahan lama dan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Selain itu makanan yang dimaksud adalah makanan yang benar-benar "dirindukan" nanti selama di Arab Saudi, karena makanan yang dimaksud merupakan makanan khas daerah yang sering dikonsumsi.
Sebut saja untuk orang Sunda misalnya. Bagi orang Sunda sambal terasi dan sukri (suuk dan teri), yakni ikan teri goreng dan kacang tanah merupakan makanan khas yag sering dikonsumsi dalam kehidupan keseharian.
Bagi orang Sunda, dua jenis makanan tersebut mungkin bisa mengobati kerinduan akan kampung halaman dan bisa memberikan nuansa makan a la sunda. Hal itu juga akan sedikit menghilangkan kejenuhan makan nasi box yang relatif monoton itu-itu saja. Â
Bagaimana dengan persiapan pakaian? Ini juga sama, bawalah pakaian secukupnya. Jangan berlebihan.
Pakaian yang tidak boleh tidak dibawa tentu kain ihram bagi jemaah haji laki-laki. Ini tidak boleh ketinggalan. Sebab jika ketinggalan akan sangat repot nantinya.
Kemudian juga jemaah haji laki-laki bisa membawa baju koko berwarna putih 2-3 potong. Jangan terlalu banyak.