Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pengeluaran di Bulan Ramadan Meningkat, Mengapa?

21 Maret 2024   05:55 Diperbarui: 21 Maret 2024   05:55 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan di bulan lain selain bulan ramadan, membeli pakaian itu sesuai kebutuhan masing-masing. Walau pun kadang bisa juga secara "berjamaah". Misalnya ketika mau ada acara keluarga, seperti pernikahan misalnya.

Membeli baju untuk lebaran tentu boleh-boleh saja dan merupakan hal yang lumrah. Akan tetapi tidak jarang ada sebagian orang yang berlebihan dalam membeli baju lebaran. Misalnya membeli baju lebaran cukup banyak sampai beberapa pasang. Padahal mungkin baju lebaran cukup satu atau maksimal dua pasang saja.

Hal lain yang membuat pengeluaran di bulan ramadan jadi meningkat alias lebih besar dari bulan biasanya adalah karena di bulan ramadan kita sering bersedekah atau berderma.

Nah untuk yang ini kita tidak perlu "mempermasalahkannya". Sebab berderma di bulan ramadan merupakan sebuah kebaikan yang luar biasa tinggi nilai kebaikannya. Justru ini merupakan sebuah kesempatan bagi kita. Kalau bisa dan memungkinkannya kita bisa berderma sebanyak mungkin di bulan ramadan.

Berderma di bulan ramadan dari sudut pandang agama memiliki nilai pahala yang luar biasa besar. Bahkan dalam banyak referensi, pahala kebaikan di bulan ramadan bisa berpuluh-puluh atau beratus-ratus lipat kali pahalanya.

Pahala merupakan sesuatu yang abstrak. Kita tidak tahu berapa ukuran atau nilai satu pahala itu misalnya.

Akan tetapi pahala itu merupakan sebuah kebaikan bagi si orang yang berderma (dan perbuatan baik lainnya). Nanti kebaikan itu akan jadi "tabungan" amal setelah dia meninggal dunia. Sebagian dari kebaikan pahala itu malah akan bisa dirasakan ketika masih di dunia sebagai "DP" (Down Payment) dari perbuatan baik yang dilakukan.

Ini merupakan sesuatu yang logis adanya. Sebab sebagaimana pernah dikatakan salah seorang cendekiawan muslim Indonesia ternama, yakni Nurcholish Madjid bahwa perbuatan itu ibarat bola pantul. Baik atau buruk perbuatan itu akibatnya akan kembali memantul kepada orang yang melakukannya.

Ketika kita bersikap sopan kepada orang lain, maka orang lain pun akan bersikap sopan kepada kita. Itu merupakan balasan dari perbuatan atau sikap sopan kita.

Sebaliknya ketika kita bersikap buruk kepada orang lain, maka orang lain pun akan bersikap buruk kepada kita. Itu merupakan balasan dari perbuatan atau sikap buruk kita.

Bagaimana dengan pahala yang jadi "tabungan" amal setelah meninggal dunia? Apakah kita akan benar-benar merasakannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun