Pertama, pengetahuan. Kita lihat pasangan capres-cawapres mana yang memiliki pengetahuan luas dan komprehensif mengenai banyak hal. Baik pengetahuan mengenai politik, ekonomi, pendidikan, keamanan, dan lain-lain.
Kedua, wawasan. Kita lihat pasangan capres-cawapres mana yang memiliki wawasan luas dan komprehensif mengenai banyak hal. Baik wawasan mengenai politik, ekonomi, pendidikan, keamanan, dan lain-lain.
Ketiga, pengalaman. Kita lihat pasangan capres-cawapres mana yang memiliki pengalaman luas dan komprehensif mengenai banyak hal. Seperti dalam pengalaman di bidang politik, ekonomi, pendidikan, keamanan, dan lain-lain.
Keempat, moralitas. Kita lihat pasangan capres-cawapres mana yang memiliki moralitas paling bersih. Tak pernah tersangkut kasus korupsi misalnya, atau tersngkut hal-hal tercela lainnya.
Kelima, track record. Kita lihat pasangan capres-cawapres mana yang memiliki track record paling baik. Hal ini penting sebagai "referensi" capres-cawapres dalam memimpin dan membangun Indonesia.
Kelima aspek di atas kita kasih rentang nilai 0-100. Pasangan capres-cawapres no 1 misalnya, nilai aspek pengetahuannya berapa. Kemudian nilai aspek wawasan, pengalaman, moralitas, dan track record juga berarpa. Begitu pula untuk pasangan capres-cawapres no 2 dan pasangan capres-cawapres no 3.
Kita bisa buat tabel penilaian untuk ketiga pasangan capres-cawapres tersebut. Setelah itu kita jumlahkan nilai untuk semua pasangan capres-cawapres tersebut.
Nilai akhir ketiga pasangan capres-cawapres tersebut tentu akan kelihatan, siapa yang paling tinggi. Nah nilai pasangan capres-cawapres yang paling tinggi lah yang selayaknya kita pilih.
Namun sekali lagi penilaian yang kita lakukan harus objektif, tidak subjektif. Singkirkan perasaan "gak enakan" dalam hal ini.
Hal yang harus kita ingat adalah kebaikan bagi Indonesia. Sebab Indonesia butuh pemimpin yang terbaik.