Prabowo Subianto tahu betul bahwa di Pemilu 2024 nanti jumlah pemilih muda sangat banyak. Bahkan jumlahnya lebih banyak dari pemilih tua sebagaimana dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang telah ditetapkan KPU.
Jumlah total pemilih dalam DPT yang telah ditetapkan oleh KPU sebanyak 204.807.222 pemilih. Dari jumlah total pemilih itu, jumlah pemilih muda yang masuk kategori milenial dan Gen Z sebanyak 113,6 juta (pemilih milenial 66,8 juta dan pemilih Gen Z 46,8 juta). Kalau dipersentasekan sebanyak lebih dari 55 persen.
Untuk menggaet para pemilih muda yang jumlahnya sangat banyak itulah Prabowo mengambil strategi memilih Gibran sebagai bacawapresnya. Hal itu dikarenakan Gibran termasuk kategori generasi milenial atau generasi Y. Usia Gibran saat ini baru 36 tahun.
Itu alasan pertama Prabowo memilih Gibran sebagai bacawapresnya. Alasan selanjutnya Prabowo memilih Gibran adalah karena Walikota Solo itu merupakan putra Presiden RI, presiden Jokowi.
Tak bisa dipungkiri bahwa pengaruh presiden Jokowi masih cukup besar. Para loyalis dan pendukungnya pun masih cukup banyak.
Dengan memilih Gibran sebagai pendampingnya, Prabowo mengkalkulasi bahwa para loyalis dan para pendukung Jokowi yang jumlahnya cukup banyak itu akan memilihnya dan memilih Gibran.
Apakah "ijtihad" politik Prabowo mengambil Gibran merupakan strategi yang tepat? Hal itu bisa dilihat setelah pelaksanaan Pilpres 2024 nanti. Apakah pemilih muda cukup signifikan memilih Gibran atau tidak. Terus apakah para loyalis dan para pendukung Jokowi solid memilih Gibran atau tidak. Jumlah suara akan membuktikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H