Dalam hal ini saya sebagai warga Cianjur sendiri berkesempatan bisa menjadi bagian dari pihak yang memberikan bantuan trauma healing bagi para korban gempa Cianjur. Ini sebuah pengalaman yang mengesankan sekaligus menyenangkan.
Saya memahami masyarakat Cianjur adalah masyarakat yang cukup religius. Hal itu tercermin dari sebutan untuk kota Cianjur sendiri yang dikenal sebagai kota santri.
Oleh karena itu supaya "kompatibel" dengan kondisi masyarakat Cianjur yang religius, saya menggunakan pendekatan religius pula dalam melakukan trauma healing bagi para korban gempa Cianjur. Hal itu supaya pesan yang disampaikan lebih efektif.
Apakah musibah gempa yang terjadi akibat dosa yang dilakukan oleh warga masyarakat Cianjur? Saya tidak bicara itu dan tidak menyampaikan hal itu. Kalau saya bicara itu mungkin malah kontraproduktif, melukai perasaan mereka.
Saya memulai dengan bicara tentang kasih sayang Tuhan dan kebaikan Tuhan. Apa yang Tuhan berikan kepada kita sudah sangat banyak, tak terhitung jumlahnya.
Namun kasih sayang Tuhan dan kebaikan Tuhan yang sangat banyak, yang tak terhitung jumlahnya itu kadang tertutup atau menjadi tak terlihat ketika kita mendapatkan atau mengalami hal yang tak mengenakkan. Seperti tertutup oleh musibah gempa yang terjadi di wilayah Cianjur.
Padahal jika dibandingkan dengan kasih sayang Tuhan dan kebaikan Tuhan yang tak terhingga itu, musibah yang terjadi tak seberapa. Dalam hal ini saya bermaksud agar para korban gempa senantiasa berpikir positif (positive thinking).
Selain itu saya sampaikan bahwa musibah gempa yang terjadi jangan dipandang sebagai keburukan murni. Sebab di balik musibah pasti ada hikmah alias kebaikan yang tersembunyi. Hanya saja kita tidak atau belum tahu hikmah itu.