Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kendati Sudah Jadi Capres, Anies Baswedan Belum Aman

4 Oktober 2022   08:57 Diperbarui: 8 Oktober 2022   17:46 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres Partai Nasdem, Anies Baswedan (Sumber: kompas.com)

Partai Nasional Demokrat alias Partai Nasdem telah resmi mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres (calon presiden) di Pilpres (Pemilihan Umum Presiden) 2024 nanti. Deklarasi pencalonan Anies dilangsungkan di Nasdem Tower, Jakarta, Senin siang WIB (03/10).

Namun dukungan dari Partai Nasdem itu tidak serta membuat Anies Baswedan otomatis aman bisa melenggang menjadi capres. Ibaratnya Anies baru mendapatkan sebagian tiket sebagai capres. Sebab Partai Nasdem tidak memiliki modal yang cukup untuk mengusung Anies sebagai capres sendirian.

Partai Nasdem hanya memiliki modal suara 9,05 persen saja. Padahal presidential threshold sebagai syarat untuk bisa mengajukan pasangan capres-cawapres sebesar 20 persen. Artinya Partai Nasdem tidak akan bisa mengusung atau mencalonkan Anies sebagai capres tanpa berkoalisi dengan partai politik lainnya.

Paling tidak Partai Nasdem butuh 10,95 persen suara lagi. Suara sebesar itu bisa Partai Nasdem dapatkan dari satu, dua, atau tiga partai politik lain yang memiliki suara jika digabungkan mencapai 10,95 persen.

Menurut wacana, prediksi, atau kalkulasi yang berkembang, Partai Nasdem santer akan berkoalisi dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang juga tertarik mengusung Anies sebagai capres.

PKS memiliki modal suara sah secara nasional pada Pemilu 2019 lalu sebesar 8,21 persen. Dengan begitu suara PKS jika digabungkan dengan suara Partai Nasdem menjadi 17,26 persen. Suara sebanyak itu belum cukup untuk memenuhi presidential threshold sebesar 20 persen.

Berarti selain dengan PKS, Partai Nasdem juga harus mencari teman lain untuk diajak berkoalisi. Partai politik selain PKS yang juga disebut-sebut dan ramai diperbincangkan akan berkoalisi dengan Partai Nasdem adalah Partai Demokrat.

Partai politik yang identik dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) itu juga dikabarkan siap berkoalisi dengan Partai Nasdem dan PKS. Jika Partai Demokrat bergabung, maka total suara menjadi 25,03 persen. Hal itu dikarenakan Partai Demokrat memiliki suara sebesar 7,77 persen.

Namun Partai Demokrat sepertinya memiliki syarat yang diajukan kepada Partai Nasdem dan PKS. Syarat itu tidak lain adalah menjadikan ketua umum mereka, yakni AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai cawapres, dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Anies Baswedan dan AHY (Sumber: tribunnews.com)
Anies Baswedan dan AHY (Sumber: tribunnews.com)

Jika syarat tersebut bisa disepakati, koalisi tiga partai politik itu, yakni Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat pun dipastikan akan terjadi. Akan tetapi jika syarat dari Partai Demokrat tidak bisa dipenuhi, maka koalisi mungkin susah terealisasi.

Mau tidak mau Partai Nasdem dan PKS harus mencari partai politik lain untuk menggenapkan suara menjadi 20 persen. Partai Nasdem dan PKS butuh 2,74 persen suara lagi.

Partai politik yang memiliki suara sah secara nasional di Pemilu 2019 lalu lebih dari 2,74 persen selain Partai Demokrat dan Partai Nasdem+PKS sendiri ada 6 partai politik. Mereka adalah PDI Perjuangan (19,33 persen), Partai Gerindra (12,57 persen), Partai Golkar (12,31 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (9,69 persen), Partai Amanat Nasional (6,84 persen), dan Partai Persatuan Pembangunan (4,52 persen).

Partai Nasdem dan PKS harus bisa merayu satu dari enam partai politik di atas. Merayu PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Kebangkitan Bangsa nampaknya akan cukup susah, sebab mereka bisa jadi akan mengusung capres sendiri.

Hal yang paling mungkin bagi Partai Nasdem dan PKS adalah merayu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sebab kendati PAN dan PPP sudah masuk KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) bersama Partai Golkar, diantara mereka belum ada kohesi politik yang cukup kuat.

Selain itu PAN juga telah mempublikasikan bahwa diantara nama capres yang mungkin akan mereka usung, salah satunya ada nama Anies Baswedan. Begitu pula dengan PPP. Mereka memang belum mempublikasikan nama capres yang akan mereka usung, tapi banyak kader PPP menyebut nama Anies Baswedan sebagai capres yang akan mereka dukung.

Jika Partai Nasdem dan PKS berhasil menarik PAN atau PPP, maka tiket untuk syarat pengajuan capres-cawapres sudah mereka dapatkan. Gabungan suara Partai Nasdem, PKS, dan PAN atau PPP sudah lebih dari 20 persen.

Itu juga jika Partai Demokrat urung bergabung. Jika Partai Demokrat masuk koalisi Partai Nasdem dan PKS plus PAN atau PPP, maka kekuatan koalisi akan lebih besar lagi.

Pencalonan Anies Baswedan sebagai capres pun akan berjalan mulus. Tinggal siapa nanti yang akan mendampinginya sebagai cawapres. Mungkin AHY, tapi bisa juga nama lain.

Akan tetapi berdasarkan hasil banyak lembaga survei, pasangan Anies-AHY memang pasangan yang paling potensial untuk menang di Pilpres 2024. Pasangan Anies-AHY akan mampu mengalahkan pasangan capres-cawapres lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun