Tak terbayang bagaimana down-nya perasaan keduanya. Jika diibaratkan, Ferdy Sambo dan PC tak ubahnya jatuh dari pohon yang sangat tinggi sekaligus. Bukan hanya mengagetkan, bahkan sangat menyakitkan.
Akan tetapi semalang-malangnya nasib Ferdy Sambo dan PC, tentu jauh lebih malang nasib Brigadir J. Dalam usia yang masih belia Brigadir J tidak hanya kehilangan karir dan masa depannya. Brigadir J bahkan harus kehilangan nyawanya.
Lebih menyedihkan lagi, Brigadir J kehilangan nyawa bukan karena gugur di medan juang atau sedang dalam melaksanakan tugas. Brigadir J kehilangan nyawa justru di tangan atasannya sendiri dengan alasan yang belum jelas sampai saat ini.
Brigadir J bahkan harus kehilangan nyawa dengan cara yang keji dan biadab. Brigadir J kehilangan nyawa karena menerima perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari atasannya itu, yakni Ferdy Sambo.Â
Terlepas dari kesalahan yang telah dibuat oleh Brigadir J (kalau lah memang Brigadir J melakukan kesalahan), tetap merupakan hal yang tidak layak dan pantas Brigadir J menerima perlakuan yang sangat tidak manusiawi.
Bukankah negara ini negara hukum? Jika seseorang melakukan kesalahan atau perbuatan yang melanggar hukum, ada pengadilan yang akan menanganinya dan memrosesnya.
Ferdy Sambo dan PC, serta tiga tersangka lain sudah melakukan perbuatan melanggar hukum yang sangat berat. Oleh karena itu sepantasnya lah mereka juga mendapat hukuman yang sangat berat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H