Ketiga, kesombongan akan menghancurkan diri sendiri. Terkadang orang merasa tinggi hati dan menyombongkan diri karena memiliki jabatan tinggi, kekayaan, atau ketenaran. Sehingga tak sedikit orang yang kemudian bertindak sewenang-wenang dan di luar batas.
Seperti yang dilakukan oleh Ferdy Sambo. Ferdy Sambo melakukan tindak kejahatan dengan menghilangkan nyawa orang lain tanpa hak adalah karena didasari oleh kesombongan dia perasaan berkuasa. Dia merasa bisa melakukan apa pun yang dikehendakinya.
Sebagai orang yang merasa berkuasa, Ferdy Sambo yakin orang lain tak akan ada yang berani menghalangi dan mengusiknya. Dia merasa yakin semua pasti bisa diaturnya. Padahal faktanya tidak demikian.
Keempat, tak ada kejahatan yang sempurna (no perfect crime). Setiap perbuatan jahat pasti akan meninggalkan jejak, walau pun si pelaku sudah merasa bahwa perbuatan jahatnya itu tak akan ada yang bisa menemukan atau mengungkapnya.
Apa yang dilakukan oleh Ferdy Sambo juga demikian. Ferdy Sambo mungkin merasa kejahatan yang dilakukan oleh dirinya aman, tak akan terbongkar. Dia pun berupaya menyempurnakan kejahatannya dengan membuat skenario sedemikian rupa.
Namun apa boleh buat. Namun kejahatan tetaplah kejahatan. Suatu kejahatan pada akhirnya, cepat atau lambat akan terbongkar juga.
Seperti kata pepatah, "Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga". Begitu pula kejahatan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.
Kelima, kebaikan pada akhirnya akan menang. Seperti diketahui bahwa dunia ini dikuasai oleh dua kekuatan besar, yakni kebaikan (good) dan kejahatan (evil).
Dua kekuatan itu selalu melakukan pertarungan, saling mengalahkan satu sama lain. Mungkin pada mulanya kejahatan terlihat lebih menguasai, tapi biasanya, ujung-ujungnya kebaikanlah yang akan jadi pemenangnya.
Dalam kasus Ferdy Sambo, kejahatan yang dilakukan hanya bertahan beberapa saatb saja. Setelah itu kemudian kebaikan, yakni berupa kebenaran nampak ke permukaan. Â