Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien

24 Juni 2022   09:50 Diperbarui: 24 Juni 2022   10:02 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu hanya seorang ulama besar Sumedang dan Imam Besar Masjid Agung Sumedang bernama Kiyai Haji Sanoesi yang bisa berkomunikasi dengan Cut Nyak Dhien. Bupati Sumedang waktu itu Kangjeng Dalem Pangeran Aria Soeryaatmadja yang menerima Cut Nyak Dhien dari Belanda, kemudian menitipkan Cut Nyak Dhien kepada Kiyai Haji Sanoesi.

Kendati tinggal di rumah Kiyai Haji Sanoesi, akan tetapi segala kebutuhan Cut Nyak Dhien semua ditanggung penuh oleh Kangjeng Dalem Pangeran Aria Soeryaatmadja. Kebutuhan sehari-hari dan kesehatan Cut Nyak Dhien sangat diperhatikan oleh Kangjeng Dalem Pangeran Aria Soeryaatmadja.

Saat Cut Nyak Dhien ditawan dan dibuang Belanda ke Sumedang, sudah dalam keadaan buta dan sakit-sakitan. Kendati demikian, selama tinggal di rumah Kiyai Haji Sanoesi Cut Nyak Dhien tidak tinggal diam duduk termenung meratapi keadaan diri.

Selama tinggal di rumah Kiyai Haji Sanoesi, Cut Nyak Dhien tidak pernah keluar rumah. Walau pun demikian, Cut Nyak Dhien tetap melakukan aktivitas di dalam rumah. Aktivitas yang dilakukan oleh Cut Nyak Dhien adalah mengajar ngaji dan mengajar ilmu agama kepada anak-anak dan warga masyarakat di sana.

Hal itu membuat Cut Nyak Dhien dianggap sebagai "ibu suci" oleh masyarakat di sana. Kangjeng Dalem Pangeran Aria Soeryaatmadja sendiri memberi gelar kepada Cut Nyak Dhien sebagai "Ibu Prabu" (Ibu Ratu).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun