Begitu tajamnya polarisasi karena kata atau istilah "Cebong" dan "Kadrun". Seolah-olah orang tidak boleh memiliki pilihan lain. Netral pun tidak boleh.
"Cebong" dan "Kadrun" adalah istilah toksik dalam kehidupan politik bangsa ini. Mengapa sebagian orang masih suka menggunakan kedua istilah itu? Tidakkah mereka yang masih menggunakan kedua istilah itu tidak menginginkan kehidupan berbangsa yang damai dan tenteram?
Menggunakan istilah "Cebong" dan "Kadrun" menurut saya sama saja dengan terus memelihara kebencian atau permusuhan satu sama lain. Berbeda pilihan dalam politik bukan berarti harus saling membenci atau saling memusuhi. Dalam hal ini semua pihak harus bisa lebih bersikap dewasa demi kehidupan bangsa ini.
Terus terang ketika membaca sosial media saya merasa risih, prihatin, dan sedih ketika dua kelompok netizen yang berbeda saling menghujat dengan menggunakan istilah "Cebong" dan "Kadrun". Semangat saling membenci dan memusuhi terlihat jelas dari unggahan kalimat mereka.
Seandainya kata "Cebong" dan "Kadrun" tak pernah ada, mungkin tak akan ada polarisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti saat ini. Kehidupan berbangsa dan bernegara mungkin tidak akan setegang saat ini.
Istilah "Cebong" dan "Kadrun" merupakan salah satu masalah bangsa saat ini. Masalahnya, maukah tuan-tuan yang masih menggunakan kedua istilah itu untuk mengakhiri semua masalah dengan tidak menggunakan lagi kedua istilah itu? Bukankah hidup damai dan tenteram itu lebih baik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H