Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengenal Ciri-ciri Orang yang Bertakwa (Menurut Al-Qur'an)

22 April 2022   06:59 Diperbarui: 22 April 2022   07:03 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan diwajibkannya melaksanakan ibadah puasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Apa itu takwa? Banyak definisi beragama mengenai takwa yang diberikan oleh para ulama/cendekiawan muslim. Hal itu sesuai dengan perbedaan konteks, perspektif, dan tempat.

Imam Abu Hamid Al-Ghazali, seorang ulama ahli filsafat dan tasawuf misalnya, memberikan definisi takwa : "Bertekad sekuat tenaga untuk membersihkan hati dari segala dosa sehingga terbentuklah pagar perlindungan antara diri dengan kemaksiatan."

Imam Ahmad, salah seorang ulama ahli hadits memberikan definisi takwa : "meninggalkan kesenangan agar terhindar dari sesuatu yang ditakuti."

Imam Ibnu Taimiyah, seorang ulama, profesor, ahli matematika dan kaligrafi, juga seorang pemimpin perang ketika melawan bangsa Mongol, mendefinisikan takwa secara sederhana tapi maknanya sangat dalam. Menurutnya takwa adalah mengerjakan semua perintah dan meninggalkan seluruh larangan.

Sedangkan menurut Dzun Nun Al-Mishri seorang ulama ahli tasawuf dari Mesir, takwa adalah orang yang tidak mengotori jiwa dan batinnya dari perkara-perkara yang bertentangan dan tidak mengotori jiwa batin dalam interaksi sosial.

Selain menurut para ulama di atas, masih banyak lagi defnisi takwa yang diberikan oleh para ulama/cendekiawan muslim lainnya. Beragam, tapi memiliki makna dan esensi yang sama.

Al-Qur'an pun bicara banyak mengenai takqwa. Kata "takwa" dalam Al-Qur'an ada 256 kata dalam 251 ayat. Hal ini menunjukkan bahwa "takwa" merupakan sesuatu yang sangat penting dan memiliki nilai yang tinggi.

Bahkan takwa menjadi tolok ukur kemuliaan seseorang. Dalam QS. Al-Hujuraat (49) : 13 disebutkan bahwa manusia yang paling mulia itu bukan laki-laki bukan perempuan, bukan mereka yang kaya, bukan mereka yang pintar, bukan mereka yang memiliki jabatan tinggi, bukan mereka yang tampan atau cantik, dan lain-lain. Manusia yang paling mulia di sisi Allah SWT dalam ayat itu adalah mereka yang bertakwa.

Dalam Al-Qur'an disebutkan banyak ciri-ciri orang yang bertakwa. Dalam QS. Ali Imran (3) : 133-134 misalnya, disebutkan bahwa ciri orang yang bertakwa adalah mereka yang berderma baik dalam keadaan senang atau susah, bisa menahan marah, dan pemaaf kepada manusia.

Dalam QS. Al-Baqarah (2) : 2-4 disebutkan bahwa ciri-ciri orang yang bertakwa itu adalah beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan Allah SWT, mereka yang beriman kepada Al-Qur'an dan kitab-kitab sebelumnya, dan mereka yang yakin akan adanya hari akhirat.

Kemudian dalam QS. Al-Baqarah (2) : 177 disebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa itu adalah beriman kepada Allah, beriman kepada hari akhir, beriman kepada kitab-kitab-Nya, beriman kepada para Nabi-Nya, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya.

Ciri lain orang yang bertakwa dalam ayat itu adalah orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka yang menepati janji apabila berjanji, dan mereka yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.

Masih banyak lagi ciri-ciri orang yang bertakwa yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Seperti dalam QS. Az-Zumar (39) : 33, QS. At-Taubah (9) : 109, QS. Al-Hadid (57) : 4, dan lain-lain.

Menurut cendekiawan muslim (alm.) Nurcholish Madjid, takwa akan menghasilkan tindakan yang ikhlas, tulus, dan tanpa pamrih. Berbuat baik bukan karena takut sama orang. Begitu pula meninggalkan/tidak melakukan perbuatan jahat bukan karena pengawasan orang. Semua dilakukan karena dinamika yang tumbuh dalam diri sebagai akibat dari takwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun