Italia akan melakoni pertandingan hidup-mati dalam Putaran Kedua alias play off kualifikasi Piala Dunia Zona UEFA (Eropa). Italia akan menghadapi Makedonia Utara dalam "semi final" path (jalur) 3, Jum'at dini hari (25/03).
Seandainya bisa menyingkirkan Makedonia Utara, maka Italia selanjutnya akan menghadapi pemenang antara Portugal versus Turki yang akan bertanding di "semifinal" path (jalur) 3 lainnya. Namun jika kalah, maka nasib Italia di Piala Dunia Qatar selesai. Italia berarti mencetak "brace" kembali tidak lolos ke Piala Dunia seperti Piala Dunia sebelumnya.
Dalam menghadapi play off kualifikasi Piala Dunia Zona UEFA, pelatih Italia Roberto Mancini sempat ramai diberitakan akan memainkan kembali mantan anak asuhnya dulu sewaktu di Inter Milan dan di Manchester City, yakni Mario Balotelli.
Balotelli adalah penyerang Italia yang sudah empat tahun tidak dipanggil ke tim nasional Italia. Balotelli akan dijadikan salah satu opsi Mancini untuk solusi di lini depan tim berjuluk Gli Azzurri itu yang dinilai tumpul.
Mancini memang sempat memanggil Balotelli bersama sejumlah pemain lainnya dalam sesi persiapan menghadapi pertandingan play off. Namun menjelang pertandingan Italia versus Makedonia Utara, Mancini kembali berubah pikiran.
Mancini urung memasukkan nama Balotelli sebagai bagian dari skuad Italia. Mancini ternyata lebih memilih nama lain. Nama yang dimaksud adalah Joao Pedro.
Alasan Mancini tidak jadi mengikutsertakan Balotelli ke dalam timnya adalah karena Joao Pedro dinilai lebih berguna ketimbang Balotelli. Sebab Joao Pedro bisa bermain di berbagai posisi, yakni sebagai penyerang tengah, gelandang serang, dan second striker. Joao Pedro lebih fleksibel.
Sementara Balotelli tidak bisa bermain di banyak posisi. Balotelli adalah murni sebagai seorang striker.
Siapa Joao Pedro? Joao Pedro adalah pemain berdarah Brasil dan mantan pemain tim nasional Brasil U-17. Saat ini Joao Pedro bermain di salah satu klub Serie A Cagliari.
Di tahun 2017 lalu Joao Pedro mendapatkan kewarganegaraan Italia. Status kewarganegaraan Italia Joao Pedro dapatkan lewat jalur pernikahan. Sebab di tahun 2017 itu Joao Pedro menikahi seorang wanita asal Palermo, Italia.
Pemanggilan Joao Pedro oleh Mancini adalah sebuah perjudian bagi Italia. Sebab Joao Pedro adalah pemain debutan yang kiprahnya belum kelihatan di tim nasional Italia.Â
Betul di level klub Joao Pedro cukup tajam dan bersinar, tapi di level tim nasional belum tentu. Sebab seperti performa para penyerang Italia lainnya juga hampir semua seperti itu.
Cirro Immobile di level klub tampil perkasa, tapi di tim nasional biasa-biasa saja. Begitu pula dengan Lorenzo Insigne, Domenico Berardi, atau yang lainnya.
Joao Pedro juga seorang pemain yang tergolong sudah tidak muda lagi untuk ukuran seorang pemain sepak bola. Usia Joao Pedro tidak berbeda jauh dengan Balotelli. Joao Pedro 30 tahun dan Balotelli 31 tahun.
Pemanggilan Joao Pedro mungkin bisa disebut sebagai hal yang cukup mengejutkan. Tapi Italia memang beberapa kali pernah melakukan hal seperti itu ketika menjelang Piala Dunia.
Seperti menjelang Piala Dunia 1982, Italia memanggil salah seorang penyerang bernama Paolo Rossi. Saat itu menuai pro kontra karena Rossi merupakan pemain yang pernah dihukum larangan bermain selama dua tahun.
Enzo Berzoat, pelatih Italia saat itu bergeming tetap memasukkan nama Paolo Rossi ke dalam skuadnya. Nyatanya Rossi kemudian menjadi pahlawan Italia di Piala Dunia 1982 yang saat itu dilangsungkan di Spanyol.
Kemudian menjelang Piala Dunia 1990, Italia juga secara mengejutkan memanggil seorang pemain bernama Salvatore Shillaci untuk pertama kalinya. Dibandingkan dengan nama popular seperti Gianluca Vialli, Roberto Mancini, atau Andrea Carnevale saat itu, Shillaci "bukan siapa-siapa".
Azeglio Vicini, pelatih Italia saat itu dengan yakin tetap memasukkan nama Salvatore Shillaci ke dalam skuadnya. Sebagaimana Paolo Rosssi, Salvatore Shillaci juga kemudian menjadi pahlawan Italia.
Shillaci menjadi solusi lini depan Italia yang cenderung mandul. Performa Shillaci lebih ciamik dari para penyerang Italia saat itu. Pamor penyerang Italia seperti Gianluca Vialli, Roberto Mancini, atau Andrea Carnevale, dan yang lainnya pun pudar oleh kegemilangan Shillaci.
Apakah pemanggilan Joao Pedro menjelang Piala Dunia juga merupakan sebuah indikasi bahwa yang bersangkutan akan bisa tampil ciamik bersama Gli Azzurri? Jawabannya mungkin ya, tapi bisa juga tidak.
Keputusan Mancini memanggil Joao Pedro dan meminggirkan Balotelli bisa jadi sebuah keputusan yang tepat, tapi mungkin juga sebagai sebuah kesalahan besar. Joao Pedro dalam hal ini harus bisa membuktikan diri dan menebus kepercayaan yang diberikan Mancini kepada dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H