Anggaran pemilu cukup besar. Mengacu kepada anggaran Pemilu 2019 lalu, nilainya luar biasa. Lebih dari Rp. 25 triliun.
Apalagi untuk Pemilu 2024 nanti. KPU (Komisi Pemilihan Umum) telah mengusulkan anggaran pemilu sebesar Rp. 76 triliun.
Uang yang bernilai puluhan triliun rupiah itu cukup besar untuk menggerakkan roda ekonomi sektor tertentu. Percetakan dan jasa misalnya.
Adanya pemilu juga akan membuat sektor perdagangan, jasa konveksi, katering, dan lain-lain menjadi hidup. Pembuatan kaos partai politik, jaket partai politik, dan atribut partai politik lainnya akan luar biasa banyak, booming menjelang pemilu. Itu jelas akan menggerakkan roda ekonomi.
Kemudian masa kampanye yang melibatkan massa yang jumlahnya banyak. Ini juga jelas akan menjadi penggerak roda ekonomi. Mereka yang terlibat kampanye perlu makan. Dengan demikian akan ada jutaan nasi bungkus per hari yang dibuat banyak perusahaan katering.
Belum lagi mobilisasi jutaan massa di masa kampanye. Ini juga akan menyebabkan pertumbuhan dan perputaran roda ekonomi.
Jadi jelas, argumentasi yang menyebutkan bahwa pemilu akan mengganggu roda ekonomi merupakan argumentasi "lucu" yang "tidak lucu". Sungguh tidak faktual.
Dengan demikian, apa urgensinya pemilu 2024 Â ditunda? Tak ada. Semua akan berjalan baik-baik saja tanpa adanya penundaan pemilu.
Seharusnya para elit politik belajar membuat usulan atau wacana yang lebih bermutu. Â Para elit politik juga seharusnya bisa berpikir lebih keras dengan membuat kebijakan demi kepentingan rakyat yang lebih luas.
Tidak seharusnya para elit politik memberi contoh yang buruk atau mengajarkan kepada rakyat untuk melanggar atau mengganggu konstitusi yang ada. Justru para elit politik seharusnya memberi contoh kepada rakyat untuk lebijh mematuhi dan menaati konstitusi.