Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Miraj dan Makna Intrinsik Shalat

1 Maret 2022   09:32 Diperbarui: 1 Maret 2022   09:36 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gerakan shalat (Sumber : pixabay.com)

Benarkah secara intrinsik shalat itu mengandung kebaikan? Banyak pihak telah mencoba melakukan "riset" tentang ibadah shalat. Ternyata banyak temuan tentang kebaikan shalat. Misalnya dari segi kesehatan. Melaksanakan ibadah shalat itu ternyata menyehatkan secara fisik  dan mental.

Dalam shalat banyak gerakan-gerakan yang dilakukan. Secara tidak langsung hal itu merelaksasi atau melenturkan otot-otot, sendi, bahkan memperlancar aliran darah.

Dalam gerakan ruku misalnya. Posisi ruku, yakni lurusnya  punggung dan sejajarnya kepala dengan bokong, menurut ahli fisiologi akan menyebabkan gerakan darah dalam tubuh berada di  bawah kekuatan besar, kekuatan atas, yaitu daya pompa jantung pada darah dan kekuatan bawah, yaitu daya gravitasi bumi (daya tarik bumi terhadap darah).

Selain itu, penarikan (fleksi) sistem otot pada dua bagian bawah (paha dan betis) memaksa aliran  darah untuk mengambil jalan atas menuju jantung. Itulah daerah-daerah yang  mempengaruhi peredaran darah.

Kemudian juga dalam gerakan sujud. Sujud ternyata bermanfaat untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak.

Begitu pula dengan gerakan-gerakan shalat lainnya. Semua mengandung kebaikan bagi kesehatan orang yang melaksanakannya.

Belum lagi kebaikan shalat dalam kaitan dengan ajaran moral yang ada di dalamnya.  Shalat antara lain mengajarkan orang yang melakukannya untuk senantiasa disiplin, jujur, dan bertanggung jawab.

Kalau lah banyak umat Islam yang melaksanakan ibadah shalat  tapi moralitasnya masih rendah, berarti ada sesuatu yang salah. Mereka mungkin hanya melaksanakan ibadah shalat sekedar untuk menunaikan kewajiban semata. Mereka belum mampu memahami dan menggali kebaikan-kebaikan atau ajaran moral yang terkandung dalam ibadah shalat.  

Shalat bagi mereka hanya sekedar rutinitas dan formalitas. Shalat belum mereka pahami  sebagai sebuah perintah sarat makna.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun