Sekedar flash back, bahwa musim lalu Kane ngotot minta dijual ke Manchester City yang sangat menginginkan dirinya. Namun sampai bursa transfer berakhir, pemilik Tottenham Daniel Levy tidak mengabulkan keinginan Kane itu. Akhirnya Kane terpaksa main kembali bersama Tottenham.  Â
Dalam pertandingan melawan Liverpool, mampukah Kane kembali tajam dan mencetak gol? Semua kembali kepada Kane sendiri. Apakah kane mampu melepaskan "belenggu jiwanya" atau tidak?
Ada satu hal yang menarik menjelang pertandingan Tottenham versus Liverpool, yang dilontarkan oleh juru taktik Tottenham Antonio Conte. Alih-alih menyanjung strikernya sendiri, sang allenatore malah menyanjung setinggi langit striker tim calon lawan, Mohamed Salah.
Seperti dilansir dari akun twitter @AnfieldWatch, Conte memuji Salah dengan mengatakan, "I think he's one of the best palyers in the world. During the game, we have seen he scores or makes assist. He's very decisive player. During games, every time he has the ball he's danger".
Apa yang disampaikan Conte bisa jadi merupakan pernyataan yang "objektif" dan "tulus". Namun masalahnya hal itu disampaikan Conte menjelang laga antara Tottenham versus Liverpool.
Pernyataan Conte mungkin saja semacam "psy war" untuk membuai Salah agar terlena dengan pujian. Namun bisa juga untuk memotivasi strikernya yang sedang melempem, Harry Kane agar "tersengat" sehingga mampu tampil trengginas seperti musim lalu.
Pernyataan Conte tidak menutup kemungkinan akan membuat Kane ingin membuktikan bahwa dirinya pun tidak kalah oleh Salah. Sehingga Conte tak perlu memberi sanjungan kepada Salah.
Menarik untuk ditunggu, ketika melawan Liverpool nanti apakah Kane mampu bangkit dari kondisinya saat ini sehingga kembali tajam? Kita tunggu saja pembuktian dari Kane nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H