WHO menyebut bahwa varian Omicron ini menimbulkan resiko infeksi yang lebih tinggi dari varian-varian virus corona sebelumnya. Varian baru ini telah mengalami banyak mutasi dibandingkan dengan varian-varian lainnya.
Ada sebuah kekhawatiran bahwa varian Omicron ini akan mempengaruhi kinerja vaksin yang sudah disuntikkan kepada masyarakat. Namun sejauh ini masih belum diketahui apakah mutasi protein spike pada Omicron bisa mempengaruhi kinerja vaksin atau tidak.
Varian Omicron ini penularannya sangat cepat. Kabarnya varian Omicron 500 persen lebih menular. Oleh karena itu WHO memperingatkan bahwa varian Omicron beresiko menimbulkan lonjakan penularan di seluruh dunia.
Varian Omicron diidentifikasi telah menyebar di Botswana, Belgia, Hongkong, dan Israel. Oleh karena itu sangat masuk akal jika sejumlah negara kemudian menolak kedatangan turis dari Afrika Selatan dan sekitarnya.
Seperti Inggris, menolak kedatangan turis dari Afrika Selatan, Namibia, Zimbabwe, Botswana, Lesotho, dan Eswatini. Amerika Serikat juga demikian. Amerika Serikat menutup akses masuk penerbangan dari Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik, dan Malawi.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia dalam hal ini  juga bertindak cepat. Indonesia telah melarang pula pendatang dari beberapa negara untuk masuk ke Indonesia.
Kebijakan itu seperti tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Hukum dan HAM Nomor IMI-2269.GR.01.01. Tahun 2021. Aturan telah diberlakukan pada tanggal 29 November 2021 lalu.
Pendatang yang dilarang masuk ke Indonesia itu adalah warga negara dari 8 (delapan) negara. Yaitu Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Â dan Nigeria.
Kendati Indonesia sudah melakukan pelarangan masuknya warga negara dari negara asal ditemukannya varian Omicron dan  beberapa negara lainnya yang diduga telah terinfeksi juga dengan varian Omicron, masyarakat Indonesia tetap harus waspada.
Kita bisa terus saling mengingatkan agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Tidak ada salahnya kita untuk terus senantiasa waspada.
Kita mungkin sudah jenuh mendengar kata "virus corona", "protokol kesehatan", "varian baru virus corona", "vaksin" atau yang lainnya. Namun rasa jenuh itu kalau tidak kita dikendalikan bisa membunuh.