Barca yang tergabung di Grup E bersama Bayern Munchen, Benfica, dan Dynamo Kyiv, saat ini  berada di posisi ke-2 klasemen sementara Grup E.  Di pertandingan ke-5 Rabu dini hari (24/11), Barca hanya mampu  bermain imbang dengan skor kaca mata dengan Benfica.  Â
Kendati berada di posisi ke-2 klasemen sementara Grup E, peluang Barca untuk lolos ke fase knockout 16 besar terbilang kecil. Dengan kata lain peluang Barca untuk tidak lolos ke fase knockout 16 besar lebih besar.
Mengapa? Saat ini Barca baru mengoleksi 7 poin. Koleksi poin Barca tersebut masih sangat mungkin dilampaui oleh Benfica.
Benfica kendati baru mengoleksi dua poin lebih sedikit dari Barca yakni 5 poin, tapi di pertandingan terakhir Grup E akan menghadapi tim lemah Dynamo Kyiv. Sementara itu Barca harus menghadapi pemuncak klasemen Grup E, Bayern Munchen.
Peluang Barca menang atas Munchen cukup kecil, mengingat kekuatan Munchen saat ini cukup luar biasa. Di sisi lain kekuatan Barca sendiri terbilang biasa saja.
Di pertemuan pertama, di pertandingan ke-1 fase Grup E, Barca dihajar tiga gol tanpa balas oleh Munchen. Padahal pertandingan dilangsungkan di kandang Barca, Stadion Camp Nou.
Apalagi di pertemuan kedua dengan Munchen nanti (09/12), Barca akan bertandang ke Stadion Allianz Arena yang cukup angker bagi tim tamu. Kemungkinan Barca kalah dari Munchen lebih besar.
Kecuali kalau Munchen mau "bermain sabun" dengan Barca agar Barca bisa lolos ke fase knockout 16 besar. misalnya. Tapi itu hal yang tidak mungkin akan dilakukan oleh Munchen.
Memang tidak ada pilihan lain bagi Barca untuk bisa lolos ke fase knockout 16 besar selain menang atas Munchen. Nasib Barca ada di tangan Barca sendiri. Â Â
Pertandingan terakhir fase Grup E antara Barca versus Munchen tanggal 9 Desember nanti bisa menjadi ajang pembuktian bagi pelatih baru Barca, Xavi Hernandez. Kalau Xavi bisa memenangkan pertandingan atas Munchen, maka kualitas Xavi sebagai pelatih terbukti hebat.
Namun jika Barca kembali kalah dari Munchen, apa bedanya Xavi dengan Ronald Koeman, pelatih Barca sebelum Xavi sendiri? Sederhanya, tak ada gunanya Barca mengganti pelatih kalau performa tim tidak berubah.