Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah Tujuh Kebaikan yang Bisa Dilakukan di Masa Pandemi

27 Juli 2021   10:50 Diperbarui: 27 Juli 2021   11:24 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagi kebaikan dengan berbagi rezeki di tengah pandemi (sumber : kompas.com)

Suatu kebaikan atau perbuatan baik bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Begitu pula bentuk kebaikan yang bisa dilakukan, sangat beragam bentuknya.

Terlebih di masa pandemi covid-19 ini, kesempatan kita melakukan kebaikan semakin banyak. Begitu pula bentuk kebaikan yang bisa kita lakukan juga menjadi semakin beragam bentuknya.

Di masa pandemi ini ketergantungan orang-orang satu dengan lainnya menjadi lebih tinggi. Bahkan sebagian orang tertentu memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada orang lain.

Misalnya orang yang terpapar covid-19 yang sangat membutuhkan bantuan dan peran tenaga kesehatan. Begitu pula mereka yang terdampak secara ekonomi, mereka sangat membutuhkan uluran tangan orang-orang yang berkemampuan.

Di masa pandemi ini kita sebagai bagian dari masyarakat tentu saja bisa turut andil membantu atau memberikan kontribusi banyak kebaikan kepada sesama. Bentuknya bisa berupa materi,  tapi bisa juga non-materi.

Diantara banyak kebaikan yang bisa kita lakukan di masa pandemi ini, ada tujuh kebaikan yang sangat penting kita lakukan. Berikut ini adalah tujuh kebaikan yang dimaksud.

Pertama, senantiasa menjalankan protokol kesehatan. Ini sepertinya sepele, tapi nilai kebaikannya luar biasa.

Dengan senantiasa menjalankan protokol kesehatan, yaitu dengan menerapkan 5M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas) pada dasarnya kita telah menyelamatkan diri kita sendiri dan orang lain dari kemungkinan terinfeksi covid-19.

Senantiasa menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi ini bahkan bisa dikatakan sebagai kebaikan tertinggi. Sebab hanya dengan senantiasa menjalankan protokol kesehatan lah penyebaran virus corona bisa dihambat atau diminimalisir.

Menyebarnya virus corona secara cepat dan masif, pada dasarnya karena banyak orang  yang tidak atau kurang memedulikan protokol kesehatan. Mereka tidak mau repot atau bersusah payahmelakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak biasa dilakukan ketika situasi normal.

Mereka tidak mau repot-repot sering mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak ketika bersama orang lain. Termasuk mereka tidak mau menjauhi kerumunan dan juga mengurangi mobilitas.

Kedua, turut menyosialisasikan protokol kesehatan. Ini juga tidak kurang besar nilai kebaikannya.

Dengan turut menyosialisasikan protokol kesehatan berarti kita juga turut menyadarkan orang-orang akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Mungkin saja sebagian orang tidak menerapkan protokol kesehatan bukan karena tidak mau, tapi karena mereka memang tidak tahu.

Tindakan menyosialisasikan protokol kesehatan bisa kita lakukan sesuai kapasitas kita  masing-masing. Kalau kita sebagai tokoh masyarakat misalnya, tentu kita bisa menyosialisasikan protokol kesehatan sesuai dengan kapasitas ketokohan kita di masyarakat.

Begitu pula kalau kita sebagai tokoh agama, tokoh pemuda, atau tokoh lainnya, kita bisa menyosialisasikan protokol kesehatan sesuai dengan kapasitas ketokohan kita itu. Bahkan kalau kita sebagai orang biasa sekali pun, kita bisa turut menyosialisasikan protokol kesehatan sesuai dengan kapasitas  kita yang  orang  biasa.      

Ketiga, membagi-bagikan masker atau handsanitizer. Ini kebaikan selanjutnya yang bisa kita lakukan di masa pandemi. 

Salah satu protokol kesehatan adalah memakai masker. Bagi sebagian orang memiliki masker bukan suatu masalah, karena memang harganya terjangkau. Namun tidak demikian bagi sebagian lainnya.  

Bagi sebagian kelompok (kecil) masyarakat kita yang kurang beruntung masker adalah "barang mewah". Bagi mereka, jangankan untuk membeli masker, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja harus banting tulang setengah mati.

Sehingga kemudian ada sebuah kontradiksi. Di satu sisi semua orang harus memaki masker, tapi di sisi lain ada sebagian kelompok masyarakat yang tidak bisa memakai masker. Bukan karena mereka tidak mau memakai masker, tapi karena mereka tidak memiliki "budget" untuk membeli masker.

Apalagi mengenai handsanitizer. Lebih banyak lagi orang yang "tidak mampu" membelinya. Membeli masker saja sudah berat, apalagi untuk membeli handsanitizer.

Dalam hal ini kita bisa hadir di tengah-tengah mereka. Kita bisa melakukan upaya kecil tapi bernilai besar. Kita bisa melakukan kebaikan, yaitu dengan membagikan masker atau handsanitizer kepada mereka.

Keempat, memberikan informasi yang benar mengenai virus corona (covid-19). Hal ini juga tak kurang pentingnya dan memiliki nilai kebaikan yang besar.

Saat ini begitu banyak informasi yang beredar mengenai virus corona (covid-19). Namun tidak semua informasi mengenai hal itu benar. Banyak diantaranya yang mengandung informasi  yang menyesatkan alias mengandung hoaks.

Dampak dari hal itu, tak sedikit orang yang justru malah terpapar atau terinfeksi covid-19 karena mengonsumsi informasi yang tidak benar mengenai virus corona (covid-19) itu. Mereka terlanjur percaya dengan informasi yang menyesatkan alias informasi  yang mengandung hoaks.

Dalam hal ini kita bisa turut "meluruskan" informasi yang tidak benar, informasi yang menyesatkan alias informasi  yang mengandung hoaks tentang virus corona (covid-19). Kita bisa melakukannya secara langsung kepada orang-orang atau melalui banyak media sosial dan atau aplikasi percakapan.

Kelima, menahan diri dari menyebarkan berita yang "menyeramkan" dan berita hoaks tentang virus corona (covid-19). Hal ini terkait erat dengan poin keempat.

Menahan diri dari menyebarkan berita yang "menyeramkan" dan berita hoaks tentang virus corona (covid-19) adalah sebuah kebaikan selanjutnya yang bisa kita  lakukan di tengah pandemi ini. Ini menyangkut "kegatalan" kita dan banyak orang dalam membagikan atau mem-forward suatu berita atau informasi di media sosial.

Kita harus ingat nasehat bijak ini, "saring sebelum sharing". Kalau ada sebuah berita atau informasi yang kita terima, sebaiknya kita pertimbangkan dulu matang-matang apakah berita atau informasi itu layak kita share lagi atau tidak.

Mungkin berita atau informasi yang kita terima itu benar adanya. Akan tetapi jika berita atau informasi itu "menyeramkan", maka sebaiknya kita tahan jari kita untuk tidak membagikan atau mem-forward berita atau informasi itu. Sebab hal itu bisa menimbulkan kecemasan, kepanikan, atau mungkin menurunkan imun.

Apalagi jika berita atau informasi mengandung hoaks. Ini sudah jelas membahayakan banyak orang.

Keenam, senantiasa menumbuhkan sikap optimis. Hal ini tak kurang pentingnya juga kita lakukan sebagai bentuk kebaikan kita kepada orang lain di tengah pandemi ini.

Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi covid-19 yang belum juga berakhir ini telah menyebabkan banyak orang menjadi cemas dan khawatir berlebihan. Bahkan ada sebagian orang menjadi pesimis dan putus asa.

Oleh karena itu penting bagi kita atau siapa saja untuk bisa menumbuhkan sikap optimis kepada orang-orang di sekitar kita. Baik teman, tetangga, atau keluarga. Motivasi yang kita berikan mungkin akan sedikit membantu mereka.

Ketujuh, berbagi rezeki dengan tetangga, kerabat, atau mereka yang membutuhkan. Hal ini bisa kita lakukan sesuai kemampuan kita.

Apabila kita kebetulan memiliki rezeki yang cukup banyak, kita bisa berbagi rezeki kepada tetangga, kerabat, atau mereka yang membutuhkan dalam jumlah yang banyak juga. Misalnya kita membagi-bagikan sembako kepada tetangga se kampung, yang benar-benar membutuhkan uluran tangan kita.

Namun apabila kita tidak memiliki rezeki yang cukup banyak dan kita hanya mampu membantu beberapa orang tetangga saja, itu pun baik kita lakukan. Bahkan kalau pun kita hanya mampu berbagi rezeki dengan satu orang tetangga saja, itu pun tetap baik kita lakukan.       

Dalam masa pandemi ini pemerintah memang memberikan banyak jenis bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak. Namun tentu saja kemampuan pemmerintah juga terbatas. Kadang ada saja orang-orang yang justru sangat membutuhkan bantuan pemerintah tapi terlewat tidak mendapatkannya.

Pemerintah membutuhkan partisipasi dan peran serta masyarakat yang memiliki kemampuan untuk turut membantu sesama yang memang sangat membutuhkan bantuan. Hal ini seperti pernah beberapa kali disampaikan oleh pemerintah dalam beberapa kesempatan.

Itulah tujuh kebaikan yang bisa kita lakukan di masa pandemi covid-19  ini. Selain itu tentu masih banyak lagi kebaikan-kebaikan lain yang bisa kita lakukan.

Kita jangan pernah membatasi diri dari melakukan kebaikan. Kalau kita mampu melakukan sepuluh kebaikan, lakukan sepuluh kebaikan itu. Kalau kita mampu melakukan seratus kebaikan, lakukan seratus kebaikan itu.   

Begitu pula kalau kita mampu melakukan seribu kebaikan, lakukan seribu kebaikan itu. Bahkan kalau kita mampu melakukan sejuta kebaikan, maka lakukan sejuta kebaikan itu.

Semakin banyak kita melakukan kebaikan, maka akan semakin baik. Sebab hal itu berarti kita akan semakin banyak memberikan manfaat kepada orang  lain.  

#sejutakebaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun