Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Lupa dan Lengah, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

17 Juni 2021   20:36 Diperbarui: 17 Juni 2021   21:02 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : padk.kemkes.go.id

Virus corona yang menginvasi dan menginfeksi banyak negara di dunia sejak awal tahun 2020 lalu, hingga saat ini masih juga belum menunjukkan tanda-randa akan beranjak pergi. Di beberapa negara bahkan mengalami lonjakan kembali, termasuk di Indonesia.

Hal itu mungkin karena sebagian sudah bosan atau lupa sehingga menjadi abai dengan virus corona. Mereka tidak peduli lagi dengan protokol kesehatan. Padahal virus corona masih ada dan siap mengancam siapa saja.

Menurut data worldometers.info/coronavirus/, sampai Kamis, 17/06/2021, kasus virus corona di dunia mencapai 177.842.616. Kasus meninggal 3.849.768 dan sembuh kembali 162.350.700.

Sementara di Indonesia sendiri, kasus virus corona mencapai 1.937.652. Kasus meninggal 53.476 dan sembuh kembali mencapai 1.76.3870.

Indonesia memang bukan negara terparah yang terkena virus corona. Bahkan urutan Indonesia cukup jauh, berada di urutan ke-18 dari 222 negara di dunia yang terkena virus corona.

Sejauh ini Amerika Serikat masih menempati urutan pertama negara terparah di dunia yang terkena virus corona (34.365.985 kasus). Diikuti oleh India (29.700.313 kasus), Brazil (17.629.714 kasus), Perancis 5.747.647 kasus), dan Turki 5.348.249 kasus) di posisi "5 besar".

Masih banyaknya kasus virus corona di banyak negara, termasuk Indonesia salah satu faktor utamanya adalah karena belum ditemukannya obat penawar untuk virus corona. Para ilmuwan dan ahli kesehatan sejauh ini baru menemukan vaksin, bukan obat penawar. Vaksin hanya bersifat preventif (itu juga tidak sepenuhnya), bukan kuratif.

Namun seperti sebuah peribahasa yang mengatakan, "Tak ada rotan, akar pun jadi". Kalau lah obat penawar untuk virus corona belum ditemukan, maka vaksin bisa digunakan untuk mempersempit ruang gerak virus corona supaya tidak terlalu merajalela.

Selain itu tidak lengah dan tidak lupa pula dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan. Sebab menerapkan protokol kesehatan masih merupakan hal yang urgen dan aktual untuk melawan virus corona.

Protokol kesehatan awalnya 3M, yaitu (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Kemudian menjadi 5M, yaitu ditambah dengan menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Dalam hal memakai masker, memang sudah cukup memasyarakat dan membudaya. Hampir semua orang dalam beragam aktivitasnya selalu memakai masker. Baik di tempat kerja, di tempat belanja, atau di tempat ibadah sekali pun, orang-orang terlihat  memakai masker.

Namun tidak semua dari orang-orang yang (biasa) selalu memakai masker itu sudah benar dalam memakai masker. Banyak diantaranya yang hanya menjadikan masker sebagai aksesoris di wajah atau di dagu. Area-area yang seharusnya tertutup masker tetap terbuka.

Selain itu tidak sedikit pula orang-orang yang (biasa) selalu memakai masker itu "serius" dalam memakai masker. Banyak diantaranya yang memakai masker sebagai antisipasi agar tidak terkena razia saja. Kalau tidak ada razia, masker dilepas.

Masalah lain, banyak pula dari orang-orang yang (biasa) selalu memakai masker itu tidak memperhatikan kebersihan masker yang digunakannya. Misalnnya masker sudah digunakan selama seminggu tidak diganti-ganti, masih saja terus dipakai.   

Kemudian dalam hal mencuci tangan. Bukan hanya di rumah-rumah tempat tinggal saja, banyak juga di tempat-tempat umum yang sudah tidak menyediakan lagi fasilitas untuk mencuci tangan lengkap dengan sabunnya. 

Tidak sedikit tempat-tempat pelayanan publik, tempat belanja, tempat ibadah, atau tempat umum lainnya sudah tidak lagi menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan dengan lengkap. Mereka mungkin lupa atau mungkin pula sengaja menyediakan fasilitas itu.

Selanjutnya dalam hal menjaga jarak. Ini juga sudah dilupakan oleh banyak orang. Baik ketika di tempat-tempat pelayanan publik, tempat belanja, tempat ibadah, atau tempat umum lainnya. Mereka tidak risih lagi berdesakan atau berdempetan.  

Malah ada hal yang cukup ironis dan kontradiksi. Dalam liputan televisi beberapa hari yang lalu di suatu daerah, terlihat ada banyak orang saling berdesak-desakan ketika mereka akan divaksinasi covid-19.

Parahnya lagi banyak dari mereka tidak memakai masker. Padahal mereka mau divaksinasi covid-19.

Begitu pula dalam hal menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Banyak orang seperti sudah tidak peduli lagi dengan dua hal itu. Mereka sudah tidak betah untuk "di rumah saja".

Hal itu diperparah dengan perilaku tidak mendidik dari banyak public figure termasuk pejabat publik. Tidak sedikit dari mereka yang memberikan contoh buruk, terutama dalam hal melakukan kerumunan.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun