Apalagi statistik menunjukkan bahwa Chelsea mengalami tren positif, tren menaik dalam lima pertandingan terakhirnya. Chelsea hanya sekali seri dan empat kali meraih kemenangan.
Sementara Manchester City mengalami tren yang kurang bagus. Manchester City hanya mampu meraih tiga kali kemenangan dari lima pertandingan terakhirnya. Sisanya  Manchester City mengalami dua kali kekalahan.
Secara keseluruhan, dengan demikian Manchester City kalah segalanya dari Chelsea. Manchester City kalah dua kali beruntun dari Chelsea, kalah pengalaman di Liga Champions dari Chelsea, dan kalah  tren positif dari Chelsea.
Semua itu harus menjadi "lampu kuning" bagi Manchester City. Sebab fakta-fakta keunggulan ada di pihak Chelsea. Manchester City harus berhati-hati menghadapi Chelsea di pertandingan final  Liga Champions UEFA nanti.
Manchester City sesungguhnya memiliki modal besar yang tidak dimiliki oleh Chelsea untuk memenangkan laga final Liga Champions. Modal  besar itu adalah pengalaman sang pelatih, Pep Guardiola di Liga Champions.
Berbicara Liga Champions, Pep Guardiola memang lebih berpengalaman dibandingkan dengan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. Guardiola tercatat pernah dua kali membawa tim yang diasuhnya dulu, Barcelona juara Liga Champions.
Sementara Thomas Tuchel baru mampu membawa tim yang pernah dilatihnya, yakni PSG (Paris  Saint Germain) ke final Liga Champions musim lalu. Namun PSG kalah di final dari Bayern  Munchen.  Â
Menarik untuk ditunggu, pertarungan antara dua tim terbaik Liga Utama Inggris yang akan bentrok di final Liga Champions nanti. Selain itu juga adu strategi dua pelatih terbaik saat ini akan mewarnai pertandingan final Liga Champions nanti. Â
Siapa yang akan lebih unggul, Chelsea atau Manchester City? Kita saksikan saja nanti hasilnya pada 29 Mei 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H