Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Marzuki Alie Sebut SBY Mr No Thankyou

28 Februari 2021   00:13 Diperbarui: 28 Februari 2021   17:52 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marzuki Alie, mantan Ketua DPR RI (kompas.com)

Sewaktu Partai Demokrat berada di puncak kejayaan, hubungan Marzuki Alie dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangatlah dekat. Kalau tidak, mana mungkin Marzuki Alie sampai menempati posisi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan juga menempati posisi Ketua DPR RI Periode 2009-2014.

Akan tetapi itu adalah cerita lama. Kini ceritanya berbeda. Hubungan Marzuki Alie dengan SBY saat ini panas seperti bara.

Muasalnya adalah kisruh di tubuh Partai Demokrat karena adanya isu kudeta yang berujung terjadinya pemecatan terhadap 7 kader Partai Demokrat. Satu dari tujuh orang kader Partai Demokrat yang dipecat itu adalah Marzuki Alie.

Menurut Dewan Kehormatan Demokrat, enam kader Partai Demokrat terbukti melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat. Sedangkan satu orang kader, dalam hal ini adalah Marzuki Alie dipecat karena melakukan pelanggaran etika partai.

Apa pun nama dan alasannya, dipecat yang dipecat. Marzuki Alie sama saja dengan keenam orang kader Partai Demokrat lain yang dibebastugaskan dari partai.

Siapa orangnya yang mau dipecat? Marzuki Alie pun demikian. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Marzuki Alie kemudian melakukan counter attack.

Pasca dinyatakan dipecat, Marzuki Alie sangat agresif menyerang Partai Demokrat. Secara khusus Marzuki Alie juga melakukan serangan bertubi-tubi kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga pendiri Partai Demokrat, SBY.

Sebagaimana dilansir kompas.tv (27/02), Marzuki Alie menuding SBY memiliki anggapan bahwa Partai Demokrat itu milik pribadi. SBY telah menjadikan Partai Demokrat sebagai partai dinasti.

Secara lantang Marzuki Alie kemudian menyebut SBY sebagai pembohong. Marzuki pun mengancam nanti akan membuka satu per satu pembohongan yang dilakukan oleh SBY.

Selanjutnya Marzuki Alie juga mengingatkan SBY untuk tidak memiliki anggapan bahwa orang-orang numpang hidup kepadanya. Menurut Marzuki, semua orang di Partai Demokrat berjuang dan berkorban bersama-sama.

Perjuangan dan pengorbanan orang-orang di Partai Demokrat seperti itu menurut Marzuki Alie tidak pernah dilihat sama sekali oleh SBY. Oleh karena itu Marzuki Alie dengan tegas menyebut SBY sebagai Mr No Thankyou, orang yang tidak pernah berterima kasih.

Apa yang dilakukan oleh Marzuki Alie dengan menyerang Partai Demokrat dan SBY bisa disebut sebagai hal yang wajar. Hal itu bisa dipandang sebagai bentuk pembelaan diri dan bentuk kekecewaan terhadap Partai Demokrat dan SBY yang dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab di Partai Demokrat.

Serangan Marzuki Alie terhadap Partai Demokrat dan SBY seperti di atas mungkin baru "prolog". Selanjutnya mungkin akan lebih banyak lagi serangan-serangan Marzuki Alie terhadap Partai Demokrat dan SBY.

Tidak hanya Marzuki Alie, enam kader Partai Demokrat lain yang dipecat juga pasti akan mengadakan perlawanan dan melakukan counter attack. Hal yang sudah pasti akan mereka lakukan adalah dengan mengajukan gugatan ke PTUN (Peradilan Tata Usaha Negara) terkait pemecatan yang telah dilakukan oleh Partai Demokrat.

Selain itu counter attack lain yang akan dilakukan oleh ketujuh kader Partai Demokrat yang dipecat itu adalah dengan mengadakan KLB (Kongres Luar Biasa). Tanpa menyebut waktu KLB kapan diadakan, yang jelas hal itu mereka sebut akan segera dilakukan.

KLB inilah sesungguhnya isu yang digulirkan sejak awal oleh pihak-pihak yang kontra dengan "kabinet AHY" di Partai Demokrat. KLB pula lah yang justru dikhawatirkan oleh para pengurus Partai Demokrat saat ini.

Bukan tidak mungkin jika KLB benar-benar terjadi, kepengurusan Partai Demokrat akan menjadi ganda. Kepengurusan Partai Demokrat pimpinan AHY dan kepemimpinan Partai Demokrat pimpinan bukan AHY.

Kalau hal itu terjadi, perpecahan di tubuh Partai Demokrat yang dikhawatirkan oleh para pengurus Partai Demokrat sendiri dan termasuk oleh SBY pun tidak akan terhindarkan. Hal itu jelas akan sangat merugikan Partai Demokrat, SBY, dan AHY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun