Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sumpah SBY untuk Partai Demokrat

25 Februari 2021   14:00 Diperbarui: 25 Februari 2021   14:03 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jadi bertanya-tanya, bahkan sampai saat ini. Kalau SBY tidak mendirikan atau tidak bergabung dengan Partai Demokrat, atau apalah namanya, apakah Partai Demokrat akan menjadi partai politik besar? Sampai saat ini saya tidak yakin.

Kalau lah SBY tidak pernah ada di Partai Demokrat, mungkin partai itu ada tapi hanya sebagai cameo seperti partai politik lain yang pernah ada tapi kemudian hilang kembali dengan segera. Banyak partai politik seperti itu. Hanya ikut Pemilu kemudian hilang lagi dari perpolitikan nasional.

Sebuah partai politik, walau bagaimana pun membutuhkan tokoh dengan "nama besar". Tanpa seorang tokoh yang memiliki "nama besar" sebuah partai politik sulit menjadi besar.

Partai Gerindra misalnya bisa menjadi partai politik besar, diakui atau tidak karena nama besar Prabowo Subianto. Tanpa ada nama Prabowo Subianto Partai Gerindra mungkin hanya merupakan partai politik penggembira Pemilu saja.

PDI Perjuangan juga begitu. Partai itu menjadi besar karena ada nama besar Megawati Soekarnoputri di sana. Tanpa ada nama Megawati, PDI Perjuangan belum tentu menjadi partai politik besar seperti saat ini.

Partai Hanura, pernah menjadi partai politik cukup besar karena nama besar Wiranto. Setelah tidak ada nama besar Wiranto, partai Hanura terbukti kemudian hanya menjadi partai politik gurem yang gagal masuk ke Senayan.

Begitu pula dengan partai politik lainnya. Bagaimana pun, untuk menjadi besar sebuah partai politik memang membutuhkan tokoh dengan "nama besar". Partai Demokrat juga begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun