Selain itu kursi PAN di DPRD DKI Jakarta pun naik signifikan. Periode lalu PAN hanya memiliki 2 kursi saja di DPRD DKI Jakarta. Tapi kini PAN memiliki kursi cukup banyak, yakni 9 kursi. Hal itu terjadi setelah Haji Lulung bergabung dengan PAN.
Kalau bukan faktor Haji Lulung sulit mencari argumentasi lain, faktor apa yang menyebabkan suara PAN di DKI Jakarta melonjak tajam. Masa iya sekedar faktor kebetulan semata.
Dalam hal ini Belanda masih jauh, eh Pilkada masih jauh. Partai politik mana pun termasuk PAN masih sangat mungkin mengotak-atik jagoannya masing-masing yang akan didorong menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta tiga tahun mendatang. Semua masih  mungkin berubah.
Hanya saja seandainya pun PAN tetap mengusung teteh Desy Ratnasari, saya pikir bukan pilihan yang keliru. Desy Ratnasari adalah calon yang cukup mumpuni untuk dihadapkan dengan calon gubernur dari partai politik lain. Secara kualitas, teteh Desy Ratnasari yakin tidak akan malu-maluin. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H