Partai Amanat Nasional (PAN), sebagaimana halnya partai politik lain mulai menggadang-gadang beberapa nama yang akan mereka jadikan sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun 2024 nanti. Paling tidak ada lima nama yang sudah disebut secara eksplisit oleh PAN.
Lima nama tersebut seperti disampaikan oleh Ketua DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PAN Saleh Partonan Daulay adalah Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PAN DKI Jakarta Eko Patrio, Ketua DPW PAN Jawa Barat Desy Ratnasari, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani. Selain itu ada nama Wali Kota Bogor dan mantan Walikota Palu Sigit Purnomo Said atau yang lebih dikenal dengan nama Pasha Ungu.
Sebelumnya beberapa partai politik lain juga telah melakukan hal yang sama. Beberapa waktu yang lalu PKB (Partai Kebangkitan  Bangsa) menyebut nama artis Raffi Ahmad dan Agnez Mo sebagai jagoan mereka yang akan mereka usung sebagai calon gubernur DKI Jakarta. PPP (Partai Persatuan Pembangunan) juga tidak mau ketinggalan, menyebut nama artis Muhammad Ibrahim atau yang populer dengan  nama Baim Wong sebagai jagoan mereka di Pilkada DKI jakarta nanti.
Belakangan Partai Demokrat juga menyebut beberapa nama sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar tiga tahun mendatang itu. Ada 9 nama yang dipublikasikan oleh Partai  Demokrat. Mereka adalah Santoso (Ketua DPD Demokrat DKI), Hinca Panjaitan (Komisi III DPR RI), Didik Mukri (Komisi III DPR RI), Dede Yusuf (Komisi X DPR RI), Anwar Hafid (Komisi II DPR RI), Emil Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur, Rido Fricardo (Mantan Gubernur Lampung), Iti Jayabaya (Bupati Lebak), dan terakhir Cellica Nurrachadiana (Bupati Karawang).
Sementara partai politik lain yang memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta belum terdengar secara resmi mempublikasikan nama jagoan mereka sebagai calon gubernur DKI Jakarta. PDI perjuangan memang santer dikabarkan akan mendorong Tri Rsimaharini (Risma) sebagai jagoan di Pilkada DKI Jakarta, tapi sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari mereka.
Begitu pula dengan Partai Gerindra, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), Partai Nasdem, Partai Golkar, dan PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Mereka belum resmi mempublikasikan atau menyebut nama sebagai calon gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2024 mendatang. Mereka mungkin memiliki pertimbangan dan perhitungan tersendiri, sehingga tidak mempublikasikan atau menyebut nama jagoan mereka di Pilkada DKI jauh-jauh hari.
Menilik nama-nama yang disebut sebagai calon gubernur oleh beberapa partai politik di atas, ada hal yang cukup menarik. Di antara nama-nama itu terselip cukup banyak nama artis. Bahkan PKB dan PPP pure menyodorkan nama artis, tidak ada satu pun nama politisi.
Berbeda halnya dengan PAN. Walau pun di sana ada banyak nama artis yang disodorkan sebagai calon gubernur, tapi mereka sudah bukan murni artis lagi. Eko Patrio, Pasha Ungu, dan Desy Ratnasari betul ketiganya adalah artis, tapi ketiganya sudah lama berkecimpung dalam dunia politik.
Sejatinya tak ada yang salah dengan artis. Selama mereka memiliki kemampuan tentu tidak masalah. Bahkan bisa jadi tidak sedikit dari banyak artis yang terjun ke dunia politik, memiliki kualitas di atas rata-rata dari politisi murni itu sendiri.
Justru dalam hal tertentu artis memiliki sesuatu yang tidak dimiliki politisi. Dalam hal ini artis memiliki modal sosial yang cukup besar, yaitu popularitas. Sedangkan popularitas merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah kontestasi yang melibatkan pilihan publik.
Modal popularitas inilah yang mungkin dijadikan salah satu alasan oleh partai politik mengusung artis dalam sebuah kontestasi seperti pemilihan kepala daerah. Artis dijadikan sebagai vote-getter. Walau pun bukan jaminan pula jika modal popularitas artis serta merta akan membuat publik memilih mereka.Â