Performa terakhir Chelsea setelah menjalani setengah kompetisi Liga Utama Inggris mungkin berbanding terbalik dengan performa MU (Manchester United). Sebagaimana diketahui MU saat ini berhasil menjadi juara paruh musim Liga Utama Inggris.
Padahal jika membandingkan MU dan Chelsea pada pertengahan November sampai awal Desember 2020 lalu sangat kontras. Saat itu MU hampir terperosok ke zona papan bawah Liga Utama Inggris. Sementara Chelsea berada di papan atas.
Saat itu kabar akan dipecatnya pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer pun berhembus kencang. Akan tetapi manajemen MU lebih bisa bersabar dan memberikan sedikit kesempatan lagi kepada Solskjaer.
Kesabaran manajemen MU ternyata tidak sia-sia. Perlahan-lahan Solskjaer mampu membawa MU merangsek ke papan tengah dan seterusnya ke papan atas. Sampai  pada akhirnya MU mampu bertengger di puncak klasemen Liga Utama Inggris dan sekaligus menjadi juara paruh musim.
Andaikan saja manajemen MU tidak sabar dengan langsung memecat Solskjaer saat itu, mungkin MU tidak akan mencapai hasil seperti saat ini. Mungkin MU tetap akan terpuruk, sebab pelatih  baru juga belum tentu mampu membawa MU ke posisi terbaik seperti sekarang ini.
Seandainya Frank Lampard adalah Ole Gunnar Solskjaer, mungkin ceritanya akan berbeda. Kalau saja Frank Lampard terus diberi kepercayaan dan kesempatan oleh Roman Abramovich dan manajemen Chelsea, bukan tidak mungkin di akhir kompetisi nanti Chelsea berada di posisi seperti posisi MU saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H