Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seandainya Frank Lampard adalah Ole Gunnar Solskjaer

26 Januari 2021   08:41 Diperbarui: 27 Januari 2021   10:32 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard dan Ole Gunnar Solskjaer (Sumber: Tom Purslow/Manchester United)

Pelatih Chelsea Frank Lampard harus mengakhiri karier kepelatihannya di Chelsea setelah manajemen Chelsea resmi memecat dirinya pada Senin malam (25/01). Kabar ini tentu cukup mengejutkan, mengingat Lampard baru saja membawa Chelsea melaju ke babak kelima Piala FA setelah mengalahkan Luton Town 3-1.

Kemenangan Chelsea atas Luton Town tersebut ternyata tidak cukup untuk bisa menghibur pemilik Chelsea, taipan asal Rusia Roman Abramovich. Sang bos terlanjur kecewa dengan hasil minor yang ditorehkan Lampard bersama Chelsea di Liga Utama Inggris.

Lampard memang sempat membawa Chelsea memuncaki klasemen sementara Liga Utama Inggris pada awal Desember 2020, tetapi setelah itu Lampard tidak bisa mempertahankan performa ciamik Chelsea.

Chelsea kemudian mengalami serangkaian kekalahan beruntun, sehingga sampai pada pertandingan ke-19 Chelsea terdampar di posisi ke-9 klasemen sementara Liga Utama Inggris.

Kompetisi Liga Utama Inggris baru berjalan setengahnya. Lampard sesungguhnya masih mungkin bisa membawa Chelsea ke posisi dan level lebih tinggi. Apalagi Chelsea masih berpeluang menyabet trofi Piala FA dan trofi Liga Champions UEFA. Terlebih di Liga Champions, Lampard mampu membawa Chelsea tampil impresif dengan menjadi salah satu tim yang lolos lebih awal ke fase knock out 16 besar.

Akan tetapi Roman Abramovich sejak awal mengakuisisi Chelsea sudah dikenal kurang sabaran. Abramovich tidak suka dan tidak ingin "evolusi", tapi suka dan ingin "revolusi". Abramovich ingin hasil yang instan, ingin hasil yang cepat.

Oleh karena itu pelatih Chelsea yang tidak sesuai ekspektasi Abramovich, tidak segan-segan ia bebas tugaskan. Bahkan nama Jose Mourinho yang sampai saat ini merupakan pelatih Chelsea tersukses sekalipun pernah menjadi korban ketidaksabaran Abramovich. Jose Mourinho pernah dipecat Chelsea pada bulan Desember 2015 lalu.

Pemecatan Frank Lampard oleh Chelsea mengundang simpati banyak pihak. Selain itu tak sedikit juga yang menyayangkan pemecatan Frank Lampard.

Pep Guardiola, pelatih Manchester City misalnya. Ia bersimpati terhadap Lampard. Menurut Guardiola, pemecatan Lampard oleh Chelsea merupakan bukti bahwa proyek jangka panjang klub tidak ada.

Kemudian Brendan Rodgers, pelatih Leicester City. Ia menilai Chelsea kurang bersabar dan kurang memberikan cukup waktu kepada Lampard.

Legenda sepak bola Inggris dan mantan striker Tottenham Hotspur, Gary Lineker bahkan menyebut pemecatan Lampard sebagai hal yang konyol. Menurutnya, Chelsea seharusnya lebih bisa bersabar.  

Performa terakhir Chelsea setelah menjalani setengah kompetisi Liga Utama Inggris mungkin berbanding terbalik dengan performa MU (Manchester United). Sebagaimana diketahui MU saat ini berhasil menjadi juara paruh musim Liga Utama Inggris.

Padahal jika membandingkan MU dan Chelsea pada pertengahan November sampai awal Desember 2020 lalu sangat kontras. Saat itu MU hampir terperosok ke zona papan bawah Liga Utama Inggris. Sementara Chelsea berada di papan atas.

Saat itu kabar akan dipecatnya pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer pun berhembus kencang. Akan tetapi manajemen MU lebih bisa bersabar dan memberikan sedikit kesempatan lagi kepada Solskjaer.

Kesabaran manajemen MU ternyata tidak sia-sia. Perlahan-lahan Solskjaer mampu membawa MU merangsek ke papan tengah dan seterusnya ke papan atas. Sampai  pada akhirnya MU mampu bertengger di puncak klasemen Liga Utama Inggris dan sekaligus menjadi juara paruh musim.

Andaikan saja manajemen MU tidak sabar dengan langsung memecat Solskjaer saat itu, mungkin MU tidak akan mencapai hasil seperti saat ini. Mungkin MU tetap akan terpuruk, sebab pelatih  baru juga belum tentu mampu membawa MU ke posisi terbaik seperti sekarang ini.

Seandainya Frank Lampard adalah Ole Gunnar Solskjaer, mungkin ceritanya akan berbeda. Kalau saja Frank Lampard terus diberi kepercayaan dan kesempatan oleh Roman Abramovich dan manajemen Chelsea, bukan tidak mungkin di akhir kompetisi nanti Chelsea berada di posisi seperti posisi MU saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun