Tugas PKS adalah meyakinkan partai politik lain yang memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta untuk mau bergabung mengusung Anies Baswedan. Koalisi PKS-Partai Golkar dari segi kursi cukup, tapi belum tentu Partai Golkar mau.
Kemudian jika PKS koalisi dengan Partai Nasdem (7 kursi), dari segi jumlah kursi jelas lebih dari cukup. Kebetulan Partai Nasdem juga memiliki kedekatan dengan Anies Baswedan. Koalisi PKS-Partai Nasdem, dengan demikian sangat mungkin terjadi.
Selanjutnya PKS juga bisa saja koalisi dengan PAN (9 kursi). PAN adalah partai politik yang cukup moderat dan cukup dekat pula dengan PKS.
Namun PKS nampaknya tidak akan mungkin berkoalisi dengan Partai Demokrat. Hal itu karena Partai Demokrat kemungkinan akan mengusung kembali kader dan sekaligus ketua umumnya AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai cagub DKI Jakarta. Kecuali jika AHY mau jadi cawagub Anies Baswedan.
Lebih tidak mungkin lagi jika PKS berkoalisi dengan PDI Perjuangan atau PSI. Hal itu mengingat kedua partai politik tersebut merupakan dua partai politik yang selama ini sangat keras mengkritisi kebijakan Anies Baswedan. Justru kedua partai politik tersebut diprediksi akan menjadi partai politik pengusung cagub-cawagub lain yang akan menjadi lawan Anies Baswedan.
Bagaimana jika PKS berkoalisi dengan Partai Gerindra? Nah ini sangat menarik. Apakah Partai Gerindra akan mengusung (lagi) Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2022 dan berkoalisi kembali dengan PKS sebagaimana di Pilkada DKI 2017 lalu?
Nampaknya Partai Gerindra saat ini bukanlah Partai Gerindra 2017 lalu, yang kala itu begitu totalitas mengusung dan mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, bersama dengan PKS. Partai Gerindra saat ini mungkin memiliki orientasi dan kepentingan yang berbeda.
Alih-alih mendukung Anies Baswedan, Partai Gerindra nampaknya akan lebih memilih untuk mengusung cagub-cawagub sendiri. Apalagi dari segi jumlah kursi yang dimiliki Partai Gerindra cukup banyak, 19 kursi. Artinya, Partai Gerindra cukup ringan hanya perlu koalisi dengan partai politik yang memiliki minimal 3 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Kecenderungan Partai Gerindra mengusung cagub-cawagub sendiri, tidak mendukung (lagi) Anies Baswedan mungkin terkait pula dengan rivalitas Prabowo Subianto-Anies Baswedan yang diprediksi banyak pihak akan berhadapan di Pilpres 2024. Logikanya tidak mungkin Partai Gerindra mengusung "calon musuh" ketua umum mereka di Pilpres 2024 nanti.
Partai Gerindra dalam hal ini bisa saja mengusung Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Ahmad Riza Patria sebagai cagub DKI Jakarta . Tidak menutup kemungkinan pula jika Partai Gerindra mengusung Wakil Dewan Pembina mereka yang saat ini menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada pemerintahan Presiden Jokowi.
Akan tetapi hal sebaliknya bisa pula terjadi. Demi memuluskan ketua umum mereka dan meminimalisir persaingan di Pilpres 2024, tidak menutup kemungkinan jika Partai Gerindra akan mendukung Anies Baswedan sebagai cagub DKI Jakarta tapi dengan “sebuah perjanjian”. Yaitu Anies Baswedan tidak akan dan tidak boleh maju mencalonkan atau dicalonkan sebagai calon presiden 2024. Bisa saja.