Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat Paling Kontroversial?

14 Januari 2021   16:18 Diperbarui: 14 Januari 2021   16:45 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang dua kali dimakzulkan oleh DPR AS (kompas.com)

Seminggu sebelum masa jabatannya habis, Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump resmi dimakzulkan oleh DPR Amerika Serikat pada tanggal 13 Januari 2021 untuk kedua kalinya. Trump dianggap telah menghasut para pendukungnya untuk melakukan kerusuhan atau pemberontakan yang terjadi di Capitol Hill 6 Januari lalu yang menyebabkan sejumlah fasilitas rusak, puluhan orang luka-luka, dan empat orang pendemo serta dua orang polisi meninggal dunia.

Sebelumnya pada tanggal 18 Desember 2019 silam, Donald Trump sempat dimakzulkan oleh DPR Amerika Serikat dengan dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS (Amerika Serikat). Akan tetapi Trump bisa selamat dari pemakzulan pertama itu.

Donald Trump, dengan demikian menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang dimakzulkan sebanyak dua kali. Sebelum Trump memang ada tiga Presiden AS yang juga sempat dimakzulkan, tapi hanya satu kali dimakzulkan. Mereka Adalah Andrew Johnson (1868) Richard Nixon (1974), dan Bill Clinton (1998).

Pasca kerusuhan Capitol Hill, selain dimakzulkan oleh DPR AS, Trump ternyata "dimakzulkan" pula oleh berbagai platform media sosial. Facebook, Twitter, Pinterest, Discord, Instagram, Snapchat, dan Tik Tok bergantian mengumumkan pemblokiran akun Donald Trump. Terakhir Youtube juga mengumumkan hal yang sama.

Pemblokiran dilakukan terhadap akun media sosial Trump karena ia dianggap memprovokasi pendukungnya untuk melakukan penyerbuan gedung Capitol. Selain itu Trump juga dianggap menghasut untuk melakukan kekerasan.

Donald Trump dengan demikian kehilangan akses ke berbagai platform media sosial itu. Artinya ia tidak akan bisa lagi melakukan provokasi dan penghasutan untuk melakukan kekerasan seperti yang dituduhkan.

Karakter Donald Trump yang urakan dan tempramental, berpengaruh besar kepada sikap dan kebijakannya selama ia menjadi presiden Amerika Serikat. Banyak sikap Trump dan kebijakan yang dibuatnya bersifat kontroversial.

Misalnya sikap dan kebijakan Trump tentang imigran yang terkesan seperti islamophobia. Baru saja seminggu lebih memerintah, Donald Trump sudah mengeluarkan kebijakan yang menuai kontroversi. Trump pada tanggal 27 Januari 2017 mengeluarkan perintah eksekutif (executive order) (di indonesia setara Keppres) yang melarang imigran dari tujuh negara mayoritas berpenduduk muslim  masuk Amerika Serikat.

Kemudian masih pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 6 Desember 2017, Trump menyatakan pengakuan bahwa Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal itu seolah menafikan Palestina yang sudah sejak lama mengklaim bahwa Yerusalem adalah ibukota negara mereka. Pernyataan Trump berbenturan dengan konsensus internasional mengenai kota suci itu.

Sikap dan kebijakan kontroversial Trump selanjutnya adalah mempertajam hubungan dengan Iran. Hal itu Trump lakukan dengan "melenyapkan" jenderal top Iran, Qasem Soleimani. Angkatan militer Amerika Serikat memastikan Qasem Soleimani yang tewas dalam serangan drone pada Jum'at pagi 3 Januari 2019 lalu di dekat bandara Baghdad itu, adalah atas komando  Presiden Donald Trump.

Sikap dan kebijakan kontroversial Trump lainnya adalah melakukan konfrontasi dengan raksasa teknologi China, Huawei. Bahkan Trump memerintahkan anak dari pendiri Huawei, Ren Zhengfei yang juga CFO (Chief Financial Officer) Huawei, Wanzhou Meng ditangkap pada tanggal 01 Desember 2018 lalu. Tuduhan atas Wanzhou Meng adalah pencucian uang, penipuan bank, dan mencuri kerahasiaan dagang.  

Trump kemudian melarang produk Huawei digunakan di Amerika Serikat. Menurut pemerintah Cina larangan Trump tersebut sebagai bentuk bullying ekonomi.

Sebagai balasan atas hal tersebut, pemerintah Cina kemudian mengeluarkan larangan semua kantor pemerintahan dan layanan publik Cina untuk menggunakan hardware dan software buatan perusahaan asing. Kebijakan Cina tersebut diyakini akan "melukai" perusahaan AS Microsoft, Dell, dan HP (Hewlett Packard).

Kemudian sikap dan kebijakan berkaitan dengan pandemi covid-19 (virus corona), Trump menilai virus corona hanya sebagai virus biasa. Trump cenderung menyepelekan virus corona.

Trump secara demonstratif selalu tampil di hadapan publik tanpa menggunakan masker  seperti  dianjurkan oleh WHO  (World Health Organization) dan para ahli kesehatan. Malah Trump sempat menuduh WHO sebagai boneka Cina.

Dalam menangani pandemi covid-19 Trump tidak serius dan terkesan main-main. Dalam beberapa kesempatan Trump pernah menganjurkan minum obat malaria hidroksiklorokuin setiap hari untuk mencegah penyebaran virus corona. Trump juga pernah mengusulkan suntik disinfektan dan sinar UV (Ultra Violet) untuk mengobati virus corona.

Hal terakhir dari sikap dan kebijakan kontroversial Donald Trump tentu saja terkait pemilihan  presiden yang berhasil dimenangkan oleh rivalnya, Joe Biden. Trump tidak mau mengakui kekalahan dirinya. Ia terus menerus menuduh Biden telah berbuat curang dalam pemilihan presiden.

Donald Trump terus melakukan provokasi terhadap para pendukungnya untuk tidak menerima hasil pemilu AS. Salah satu akibat provokasi Trump adalah peristiwa pengepungan Capitol Hill oleh para pendukung Trump yang berujung anarkis, ketika DPR AS melakukan sidang penetapan Joe Biden-Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS terpilih.

Akibat peristiwa kerusuhan Capitol Hill pula yang menyebabkan DPR AS kemudian memakzulkan Trump untuk kedua kalinya. Anggota DPR AS marah atas sikap Trump yang terus memprovokasi para pendukungnya itu.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahkan menggambarkan Trump sebagai orang yang  sangat berbahaya yang tidak boleh melanjutkan  jabatannya. Menurut Pelosi, melengserkan Trump adalah keputusan mendesak serta darurat.

Donald Trump memang presiden Amerika Serikat yang kontroversial. Mantan Gubernur California yang juga bintang film laga Arnold Schwarzenegger bahkan menyebut Donald Trump sebagai presiden terburuk Amerika Serikat sepanjang sejarah. Padahal Arnold adalah politikus yang  berasal dari  partai yang sama dengan Trump.

Apakah Donald Trump merupakan presiden Amerika Serikat yang paling kontroversial? Dalam hal tertentu mungkin ya. Namun bisa jadi dalam hal lain ada presiden Amerika Serikat yang lebih kontroversial dari Trump.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun