Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Ini Masih Banyak Terjadi Kekerasan dan Eksploitasi terhadap Anak

20 November 2020   10:45 Diperbarui: 20 November 2020   18:56 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita juga masih melihat di banyak lampu merah, di tempat wisata, atau tempat keramaian lain, seorang ibu membawa anak-anaknya yang masih kecil, bahkan masih bayi untuk ikut mengemis. Tujuannya tentu untuk menarik rasa belas kasihan orang sehingga mau memberikan sedikit uang.

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kesehatan si anak nantinya. Seharian kepanasan, kurang makan dan minum, terkena polusi karena debu dan asap kendaraan, bahkan mungkin kehujanan.

Ada banyak faktor mengapa kekerasan dan eksploitasi terhadap anak masih terjadi sampai saat ini. Beberapa diantaranya dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor lingkungan, atau faktor stress dalam keluarga.

Mengacu kepada banyak kasus yang terjadi, sepertinya faktor ekonomi merupakan faktor dominan sebagai penyebab terjadinya kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Seperti beberapa kasus di atas bisa menjelaskan hal ini.

Banyak orang tua dari keluarga miskin juga mungkin "tidak bermaksud' dan "tidak ingin" mempekerjakan anaknya untuk membantu bekerja demi meringankan beban ekonomi keluarga. Akan tetapi mereka mungkin terpaksa harus melakukannya, demi keluarga dan sang anak sendiri.  

Oleh karena faktor ekonomi merupakan faktor dominan sebagai penyebab terjadinya kekerasan dan eksploitasi terhadap anak, dengan demikian masalah ekonomi harus menjadi fokus perhatian pemerintah. Logikanya jika kehidupan ekonomi masyarakat meningkat atau membaik, maka dengan sendirinya angka atau kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap anak tentu akan menurun.

Pencegahan dan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi menuntut peran serta semua pihak, tidak hanya pemerintah. Peran itu terutama harus diaminkan oleh orang-orang terdekat seperti orang tua, keluarga, dan masyarakat sekitar.

Dalam kesempatan ini, pada hari anak sedunia 2020 ini kita berharap tidak terjadi lagi berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Baik dilakukan oleh orang-orang terdekat atau oleh mereka yang tidak memiliki rasa kasih sayang dan belas kasihan terhadap anak.

Anak-anak yang sering mendapatkan tindak kekerasan dan eksploitasi bisa dipastikan memiliki kualitas diri yang rendah, sebab secara fisik atau psikis tidak normal seperti anak-anak lain yang dibesarkan dengan kasih sayang. Padahal anak adalah penerus generasi manusia berikutnya. Artinya jika kualitas anak-anak rendah, maka kualitas generasi manusia berikutnya juga akan rendah.

Kita tentu tidak ingin  generasi sesudah kita memiliki kualitas yang rendah. Oleh karena itu kita semua harus bisa melakukan upaya pencegahan agar kekerasan dan eksploitasi terhadap anak tidak terjadi lagi. Upaya pencegahan itu bisa kita mulai dari diri kita dan keluarga kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun