Dalam keadaan seperti itu, dari kejauhan Bang Joni melihat sebuah cahaya bergerak mendekatinya. Badan Bang Joni semakin terasa lemah tak berdaya.
Cahaya itu terus bergerak mendekat. Semakin dekat, semakin dekat, dan... sekitar jarak tiga meter persis dihadapannya, Bang Joni melihat dengan jelas di balik cahaya itu ternyata sesosok perempuan.
Bang Joni semakin ketakutan. Jantungnya seperti berhenti berdetak. Apalagi ketika sosok perempuan itu mendekat. Sorot matanya terlihat jelas sangat tajam menyala.
Dalam ketakutan yang sangat, Bang Joni memejamkan matanya. Seketika seperti ada angin dingin lewat di tengkuknya. Terdengar ada suara lemah tapi sangat jelas berbisik di telinganya.
"Bang....! Ingat Bang...! Sekarang lagi pandemi. Jangan melanggar aturan kampanye, jangan mengumpulkan massa banyak-banyak.
"Perhatikan protokol kesehatan. Selalu pakai masker, sering cuci tangan, dan jaga jarak. Ingat, Bang... Saat ini pandemi masih tinggi !"
Suasana senyap. Bang Joni tak mendengar lagi ada suara bisikan di telinganya. Perlahan Bang Joni membuka matanya.
Tiba-tiba terdengar suara banyak orang tertawa riuh dari arah depan dan samping. Mereka semua menunjuk ke arah mulut Bang Joni.
Mereka yang tertawa itu ternyata teman-teman Bang Joni. Bang Joni pun terbangun dari tidurnya di pojok musholla. Bang Joni kaget bercampur malu seraya mengusap cairan bening yang meleleh dari sela-sela bibirnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI