Selain Amien Rais sebagai tokoh sentral pendiri PAN, banyak tokoh lain yang memiliki "nama besar" berdiri menyokong penuh Amien Rais. Ada nama AM Fatwa, Goenawan Muhammad, Rizal Ramli, Emil Salim, Albert Hasibuan, Faisal Basri, Abdilah Toha, Alvin Lie, dan lain-lain. Tak sedikit pula kaum akademisi dan aktivis yang mendukung berdirinya PAN.
Kendati demikian, ternyata suara PAN Â tidak terlalu signifikan. Pada waktu Pemilu pertama pasca reformasi tahun 1999, PAN hanya mampu memperoleh 7,1 persen suara nasional.
Seiring berjalannya waktu jasa dan nama Amien Rais kini dilupakan banyak orang. Banyak orang sudah tidak lagi ingat jasa dan perannya waktu reformasi, sehingga tidak ada lagi sikap respek terhadapnya. Bahkan saat ini banyak "haters" justru tak segan mem-bully dan mencaci maki Amien Rais.
Padahal kebebasan yang didapatkan pada era sekarang tak terlepas dari jasa Amien Rais yang telah mempelopori lahirnya era Reformasi dan membebaskan rakyat dari kungkungan rezim Orde Baru. Bahkan kebebasan mem-bully atau mencaci maki yang sering dialamatkan kepada Amien Rais itu sendiri, pada dasarnya merupakan jasa dari Amien Rais (Dulu waktu Rezim Orde Baru, mana bisa orang melakukan hal seperti itu).
Sikap sudah kurang menghargai dan menghormati lagi Amien Rais ditunjukkan pula oleh para kader PAN, partai yang Amien Rais dirikan. Salah satu evidence akan hal itu, seperti sering disampaikan oleh para loyalis Amien Rais adalah Amien Rais sudah tidak dianggap lagi oleh para elit PAN.
Penilaian hal tersebut mungkin subjektif. Tapi faktanya beberapa waktu yang lalu Amien Rais menyatakan sendiri bahwa dirinya dikeluarkan oleh anak buahnya dari PAN karena berbeda prinsip. Kalau para elit atau kader PAN yang disebut Amien Rais sebagai anak buah masih memiliki sikap respek layaknya terhadap "orang yang berjasa", maka tidak mungkin keluar pernyataan dari Amien Rais seperti itu.
Atas dasar itulah Amien Rais kemudian gencar diberitakan akan membidani partai baru sempalan dari PAN. Bagaimana prospek partai baru tersebut ?
Partai baru sempalan PAN dipercaya oleh beberapa pengamat akan menggerus suara PAN. Hal itu dikarenakan basis massa antara PAN dan partai baru sempalan PAN tidak jauh berbeda, sama-sama mengandalkan basis massa Muhammadiyah.
Apakah partai baru sempalan PAN benar-benar akan menggerus suara PAN ? Kita lihat saja nanti pada pemilu 2024. Toh partai baru sempalan PAN nya juga belum ada.
Hanya saja Amien Rais yang sekarang bukanlah Amien Rais dulu. Magnet Amien Rais sekarang tidaklah sekuat dulu. Jaringan yang ia miliki juga bisa jadi tidak sebanyak dan seluas dulu.
Artinya, dari sisi itu partai baru sempalan PAN tidak akan lebih besar dari PAN yang dulu Amien Rais dirikan. Sewaktu nama Amien Rais sedang berada di puncak popularitas, sewaktu magnet namanya kuat, dan sewaktu jaringan yang Amien Rais miliki cukup banyak dan luas saja, suara PAN tidak terlalu signifikan. Apalagi saat ini.