Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tolong Jangan Reshuffle Kabinet

1 Juli 2020   13:56 Diperbarui: 1 Juli 2020   19:20 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat manusiawi jika seorang majikan menginginkan pembantunya memiliki kinerja dan loyalitas yang baik. Sebaliknya masuk akal pula jika seorang majikan jengkel dan marah kepada pembantunya ketika sang pembantu berkinerja buruk, sehingga banyak pekerjaan yang terbengkalai tidak terselesaikan.

Bagaimana jika sang majikan sampai mengganti atau memecat sang pembantunya yang berkinerja buruk dan sering malas-malasan ? Tentu bukan sesuatu yang dipersalahkan pula. Sebab maksud sang majikan mempekerjakan sang pembantu adalah untuk meringankan pekerjaanya.

Kalau sang pembantu tidak memberikan kontribusi yang diharapkan atau malah membebani sang majikan, tentu sangat wajar dan pantas jika ia diganti. Setelah itu sang majikan bisa mencari lagi penggantinya yang lebih baik dan bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sang majikan.

Dalam konteks ini Presiden jokowi tidak cukup hanya merasa jengkel, marah, dan menebar ancaman saja kepada para menterinya. Tetapi ia harus segera merealisasikan ancamannya itu mumpung pemerintahan baru berjalan beberapa bulan saja. Kalau ditunggu sampai nanti, maka para menteri yang berkinerja tidak sesuai ekspektasi malah menjadi beban bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sendiri.

Dalam hal ini saya sebagai seorang warga negara punya satu permintaan kepada Presiden Jokowi : Tolong jangan reshuffle kabinet... dalam waktu lama. Reshuffle lah kabinet secepat dan sesegera mungkin.

Tetapi presiden Jokowi tidak boleh melakukan kesalahan yang sama. Yakni memilih para pembantunya secara tidak tepat. Pilihlah para tokoh yang benar-benar memiliki kompetensi dan loyalitas yang baik, yang siap mengabdikan diri kepada bangsa dan  negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun