1. Tidak menarik dana dari bank secara besar-besaran
Adanya pandemi Covid-19 menjadi faktor penyebab sebagian orang menarik dananya dari bank. Alasannya mungkin bermacam-macam. Ada yang semata-mata khawatir dananya tidak aman jika terus disimpan di bank, tapi bisa jadi sebagian memang sangat memerlukannya karena tidak memiliki penghasilan lagi sebab kena PHK atau usahanya gulung tikar misalnya, sehingga membutuhkan dana.
Selama penarikan dana dari bank bersifat wajar dan normal, tentu tidak masalah. Akan tetapi jika penarikan dana dari bank dilakukan secara besar-besaran dan masif, hal itu yang berbahaya. Sebab seperti dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa penarikan dana dari bank secara masif atau rush money dapat merusak perekonomian Indonesia. Stabilitas sistem keuangan bakal terganggu sehingga berdampak besar bagi masyarakat secara luas.
Warga masyarakat dalam hal ini sebaiknya bisa berpikir jernih. Kalau saja tidak terlalu membutuhkan, sebisa mungkin tidak mengambil dana dalam jumlah besar dari bank. Malah sebaliknya kalau bisa justeru menambah dana simpanan.
2. Melakukan kalkulasi ulang sumber penghasilan
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak orang kehilangan pendapatan. Bahkan ada orang yang sama sekali pendapatannya hilang karena kena PHK misalnya. Tetapi ada sebagian orang yang masih berpenghasilan walaupun tidak seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.
Di sisi lain kebutuhan di tengah pandemi Covid-19 justeru cenderung meningkat karena ada pos pengeluaran ektra terutama menyangkut kesehatan. Kalau warga masyarakat tidak bisa berpikir cerdas, akan berakibat "besar pasak daripada tiang' sebagai akibat dari ketidakseimbangan pendapatan dan pengeluaran.
Oleh karena itu supaya tidak terjadi hal seperti di atas, siapa pun kita perlu melakukan evaluasi atau kalkulasi ulang penghasilan yang terbaru. Hal itu agar kita bisa menghitung pengeluaran diseimbangkan dengan kemampuan pendapatan.
3. Membuat daftar urut prioritas kebutuhan
Langkah ini bisa kita mulai dengan membuat tiga kategori kebutuhan terlebih dahulu, yaitu sangat penting, penting, dan kurang penting. Hal ini baik dilakukan agar kita bisa memenuhi kebutuhan yang memang benar-benar kita perlukan terlebih dahulu. Jangan sampai kebutuhan yang benar-benar kita perlukan tidak terpenuhi karena mendahulukan kebutuhan lain yang kurang penting alias kurang perlukan.
Pada masa pandemi Covid-19, kebutuhan yang sangat penting diantaranya tentu termasuk kebutuhan pos kesehatan. Misalnya kebutuhan makanan yang bergizi lebih dari biasanya untuk meningkatkan imunitas tubuh, supplemen makanan, dan juga persediaan obat-obatan. Â