Sewaktu Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Sandiaga Uno mundur dari jabatannya karena akan menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto yang didukung oleh Gerindra pada pemilihan presiden langsung tahun 2019 lalu, PKS dengan sepenuh hati mendukung Gerindra. Kabarnya Prabowo Subianto sebagai ketua umum Gerindra berjanji bahwa posisi wakil gubernur yang kosong, yang ditinggalkan oleh Sandiaga Uno akan diberikan kepada PKS.
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ternyata gagal dalam pemilihan presiden langsung tahun 2019 itu. Sandiaga Uno tidak mau kembali lagi menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta karena ia memegang etika politik. Sesuai janji Prabowo Subianto, posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang kosong itu akan menjadi jatah PKS.
Akan tetapi pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta kemudian menjadi drama yang cukup panjang dan alot. Faktanya PKS harus gigit jari karena posisi wakil gubernur ternyata kembali diambil oleh kader Gerindra, yakni Ahmad Riza Patria. Hubungan PKS-Gerindra yang dulu disebut bukan lagi “sekutu” tapi “segajah” pun menjadi renggang.
Itulah beberapa fakta yang terjadi terkait janji dalam politik, yang ending-nya berbeda dengan apa yang pernah dijanjikan. Hal itu dalam politik, mungkin tidak bisa disebut sebagai "wanprestasi" melainkan justeru sebagai sebuah strategi.
Dengan demikian ketika mendengar sebuah janji dalam politik, siapa pun yang menyampaikannya sebaiknya jangan terlalu dimasukan ke dalam hati. Hal itu boleh kita dengar, tapi tidak boleh terlalu kita percaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H