Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kompetisi Segera Bergulir, Beda Nasib Antara "Si Nyonya Tua" dengan "Si Merah"

3 Juni 2020   21:40 Diperbarui: 3 Juni 2020   21:44 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa tidak jika "Si Nyonya Tua" mau mempertahankan scudetto, konsistensi adalah kuncinya. "Si Nyonya Tua" harus bisa mengunci kemenangan dari setiap laga yang dijalani.

Puncak persaingan perebutan scudetto diprediksi terjadi pada laga ke-34 kala "Si Nyonya Tua" berhadapan dengan Lazio. Siapa yang menang dalam laga itu, kemungkinan besar dia lah yang akan menjadi jawara Serie A.

Persaingan klub-klub Serie A dalam memperebutkan jawara Serie A, dengan demikian akan lebih sengit dibandingkan dengan klub-klub Premier League yang sudah hampir pasti diketahui jawaranya, yaitu "Si Merah" Liverpool. Persaingan sengit klub-klub di Premier League justeru akan terjadi untuk memperebutkan jatah zona Liga Champions.

Klub-klub yang bersaing untuk memperebutkan zona itu di Premier League ada Leicester City, Chelsea, dan Manchester United. Sedangkan Manchester City sudah hampir pasti menyegel satu tempat untuk zona Liga Champion.

"Si Nyonya Tua" Juventus dan "Si Merah" Liverpool, keduanya sekarang sedang berada di puncak klasemen liga masing-masing. Hanya saja nasib mereka berdua agak berbeda. "Si Nyonya Tua" Juventus belum aman dan belum pasti menjadi jawara Serie A, sementara "Si Merah" Liverpool relatif aman dan hampir pasti menjadi jawara Premier League.

Kedua tim itu, yakni "Si Nyonya Tua" dan "Si Merah" juga merupakan "musuh" lama. Mereka berdua pernah bentrok dalam laga final Piala Champion tahun 1985 di Brussel, Belgia. Dalam laga final Piala Champion itu terjadi tragedi yang memilukan, yang dikenal dengan tragedi Heysel.

Sebelum kick-off laga final dimulai, para pendukung "Si Merah" yang dikenal sebagai Hooligan berbuat onar dengan menyerang pendukung "Si Nyonya Tua". Dinding pembatas Stadion Heysel runtuh dan menimpa ratusan orang.

Dalam peristiwa itu tercatat ada 39 orang yang meninggal dunia dan lebih dari 600 orang mengalami luka-luka. Akibat peristiwa itu, "Si Merah" dianggap bersalah. "Si Merah" dan tim-tim Inggris lainnya disanksi tidak boleh bertanding di kancah internasional selama 5 tahun.

Pertandingan final Piala Champion itu sendiri tetap dilangsungkan. Dalam final itu "Si Nyonya Tua" berhasil mengalahkan "Si merah" dengan skor tipis 1-0. Gol "Si Nyonya Tua" dicetak oleh pemain dan legenda Prancis, Michael Platini.

Dalam event Liga Champion (pengganti Piala Champion) tahun ini, sayang kedua klub tidak akan bisa bertemu di babak selanjutnya. Selain karena adanya pandemi Covid-19, sehingga Liga Champion dihentikan juga karena "Si Merah" sudah rontok oleh Athletico Madrid, dengan agregat 2-4.

Sementara nasib "Si Nyonya Tua" juga tidak jauh berbeda, karena di leg pertama babak 16 besar kalah 1-0 oleh Lyon. Sedangkan leg kedua babak 16 besar belum sempat dilangsungkan karena dibatalkan akibat adanya pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun