Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hanafi Rais Mundur, Indikasi PAN akan Hancur?

6 Mei 2020   00:07 Diperbarui: 6 Mei 2020   16:19 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Hanafi Rais (tribunnews.com)

Judul di atas mungkin agak bombastis dan terlalu berlebihan. Sebab Hanafi Rais bukanlah tokoh penentu dan sentral di tubuh PAN (Partai Amanat Nasional). Ia hanya seorang anak dari tokoh sentral dan pendiri PAN, Amien Rais.

Mundurnya Hanafi Rais dari PAN per-tanggal 05 Mei 2020 seperti ramai diberitakan media, jika dilihat dalam konteks Hanafi Rais an sich tidak akan terlalu berpengaruh bagi PAN. Akan tetapi jika mundurnya Hanafi Rais dari PAN dilihat dalam konteks lain, seperti Amien Rais, Kongres V PAN di Kendari bulan Pebruari lalu, dan wacana pembentukan PAN Reformasi, akan berpengaruh sangat signifikan bagi PAN.

Bisa jadi mundurnya Hanafi Rais dari PAN merupakan "prolog" saja dari beberapa skenario yang mungkin akan dimainkan oleh sang bapak, Amien Rais dan para loyalisnya. Sebab jika Hanafi Rais masih berada di dalam PAN, skenario-skenario yang akan dimainkan oleh Amien Rais dan para loyalisnya tidak akan berjalan dengan baik.

Sekedar untuk menyegarkan ingatan, bahwa pada Kongres V PAN di Kendari pada bulan Pebruari lalu sempat terjadi kericuhan antara dua kubu pendukung Caketum (Calon Ketua Umum) DPP PAN periode 2020-2025, yaitu Mulfachri Harahap dan Zulkifli Hasan. Pada kongres PAN tersebut Zulkifli Hasan berhasil mengalahkan pesaingnya Mulfachri Harahap yang didukung pendiri dan sesepuh PAN Amien Rais.

Sebelum kongres dimulai telah beredar kabar tak sedap, bahwa kubu Zulkifli Hasan "bermain kotor". Salah satunya dengan meminggirkan orang-orang Mulfachri Harahap dari kepanitiaan. Termasuk tidak memberi ruang kepada pendiri dan sesepuh PAN Amien Rais.

Oleh karena itu kekalahan Mulfachri Harahap kurang bisa diterima oleh para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais. Para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais merasa kecewa dan marah. Kemudian berhembus lah isu bahwa pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais akan membuat partai tandingan, yakni PAN Reformasi.

Kekecewaan dan kemarahan para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais semakin menjadi ketika mereka tahu bahwa pendiri dan sesepuh PAN Amien Rais benar-benar tidak dianggap lagi oleh Zulkifli Hasan. Amien Rais dipinggirkan dari posisi ketua Dewan Kehormatan PAN, diganti oleh Soetrisno Bachir. Hal itu dianggap oleh pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais sebagai bentuk ketidaksopanan dan kekurangajaran Zulkifli Hasan terhadap Amien Rais.

Wacana pembentukan PAN Reformasi pun berhembus semakin kencang. Para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais melakukan berbagai manuver, termasuk minta restu kepada Amien sendiri untuk membentuk PAN Reformasi. Hanya saja Amien Rais belum secara eksplisit merestuinya.

Akan tetapi Zulkifli Hasan cukup cerdik. Untuk membentengi PAN yang dipimpinnya dari serangan langsung Amien Rais, Zulkifli Hasan mengambil dua anak Amien Rais, yakni Hanafi Rais dan Mumtaz Rais sendiri sebagai "tameng hidup"dalam kepengurusan PAN periode 2020-2025. Hanafi Rais dijadikan sebagai salah seorang wakil ketua umum, sementara Mumtaz Rais dijadikan sebagai salah seorang ketua.

Strategi Zulkifli Hasan tersebut nampaknya cukup berhasil. Buktinya Amien Rais tidak bisa bebas menyerang kepengurusan PAN dibawah komando Zulkifli Hasan karena ada dua anaknya di sana. Amien Rais menjadi canggung dan merasa kagok.

Nah, dengan mundurnya Hanafi Rais dari PAN bisa jadi merupakan "prolog" dari skenario-skenario yang sedang dirancang dan akan dimainkan Amien Rais dan para loyalisnya. Dengan tidak adanya sang putra, Amien Rais dan para loyalisnya bisa leluasa menyerang kubu Zulkifli Hasan. Pembentukan PAN Reformasi pun akan lebih mungkin direalisasikan.

Hal yang tidak masuk akal jika Hanafi Rais mundur dari PAN begitu saja. Memang dari  pernyataan Hanafi Rais dalam surat pengunduran dirinya yang beredar di media, ia tidak menyebut secara jelas alasan pengunduran dirinya.

Akan tetapi jelas keputusan Hanafi Rais tidak bisa dilepaskan dari Kongres V PAN. Hanafi Rais dalam surat pengunduran dirinya ada menyinggung masalah Kongres V PAN yang disebutnya penuh kekerasan dan mencoreng wajah partai.

Mundurnya Hanafi Rais dari PAN jelas akan membuat gembos kepengurusan PAN Zulkifli Hasan. Apalagi mundurnya Hanafi Rais kemudian diikuti oleh loyalis dan pendukungnya.

Kalau lah prediksi Hanafi Rais mundur dari PAN sebagai salah satu upaya untuk memuluskan pembentukan PAN Reformasi, maka hal itu bisa merupakan "lonceng kematian" bagi PAN. PAN kemungkinan akan hancur, dalam artian tidak akan lolos elctoral treshold.

Hal itu dikarenakan PAN akan terpecah menjadi dua, PAN Zulkifli Hasan dan PAN Reformasi (atau apa pun nanti namanya) sebagai PAN tandingan atau sempalan. Walau pun tidak mayoritas, diprediksi akan banyak orang-orang yang ada di dalam PAN Zulkifli Hasan menyeberang ke PAN tandingan atau sempalan.

Jika nanti terbukti PAN terbelah menjadi dua, maka praktis keduanya dalam pemilu 2024 nanti hanya akan menjadi penggembira saja. Itu kalau electoral treshold tetap sebesar empat persen. Apalagi kalau electoral treshold dinaikkan menjadi lebih dari empat persen.

Suara PAN dari Pemilu ke Pemilu tidak terlalu signifikan. Suara PAN stagnan hanya berada di kisaran tujuh persen. Kalau suara tujuh persen dibagi dua atau diambil sebagian, maka jelas suara  PAN menjadi berkurang.

PAN lama dan PAN baru keduanya sangat mungkin akan memperoleh suara kurang dari empat persen. Artinya kedua PAN tidak akan lolos electoral treshold. Sebab sebagai gambaran pemilu 2019 kemarin saja, PAN hampir-hampr tidak lolos electoral treshold padahal PAN masih utuh.  

Kalau itu terjadi berarti PAN akan tamat. Tidak akan ada lagi suara keras para legislatornya di parlemen. PAN hanya akan jadi cerita.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun