Judul di atas mungkin agak bombastis dan terlalu berlebihan. Sebab Hanafi Rais bukanlah tokoh penentu dan sentral di tubuh PAN (Partai Amanat Nasional). Ia hanya seorang anak dari tokoh sentral dan pendiri PAN, Amien Rais.
Mundurnya Hanafi Rais dari PAN per-tanggal 05 Mei 2020 seperti ramai diberitakan media, jika dilihat dalam konteks Hanafi Rais an sich tidak akan terlalu berpengaruh bagi PAN. Akan tetapi jika mundurnya Hanafi Rais dari PAN dilihat dalam konteks lain, seperti Amien Rais, Kongres V PAN di Kendari bulan Pebruari lalu, dan wacana pembentukan PAN Reformasi, akan berpengaruh sangat signifikan bagi PAN.
Bisa jadi mundurnya Hanafi Rais dari PAN merupakan "prolog" saja dari beberapa skenario yang mungkin akan dimainkan oleh sang bapak, Amien Rais dan para loyalisnya. Sebab jika Hanafi Rais masih berada di dalam PAN, skenario-skenario yang akan dimainkan oleh Amien Rais dan para loyalisnya tidak akan berjalan dengan baik.
Sekedar untuk menyegarkan ingatan, bahwa pada Kongres V PAN di Kendari pada bulan Pebruari lalu sempat terjadi kericuhan antara dua kubu pendukung Caketum (Calon Ketua Umum) DPP PAN periode 2020-2025, yaitu Mulfachri Harahap dan Zulkifli Hasan. Pada kongres PAN tersebut Zulkifli Hasan berhasil mengalahkan pesaingnya Mulfachri Harahap yang didukung pendiri dan sesepuh PAN Amien Rais.
Sebelum kongres dimulai telah beredar kabar tak sedap, bahwa kubu Zulkifli Hasan "bermain kotor". Salah satunya dengan meminggirkan orang-orang Mulfachri Harahap dari kepanitiaan. Termasuk tidak memberi ruang kepada pendiri dan sesepuh PAN Amien Rais.
Oleh karena itu kekalahan Mulfachri Harahap kurang bisa diterima oleh para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais. Para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais merasa kecewa dan marah. Kemudian berhembus lah isu bahwa pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais akan membuat partai tandingan, yakni PAN Reformasi.
Kekecewaan dan kemarahan para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais semakin menjadi ketika mereka tahu bahwa pendiri dan sesepuh PAN Amien Rais benar-benar tidak dianggap lagi oleh Zulkifli Hasan. Amien Rais dipinggirkan dari posisi ketua Dewan Kehormatan PAN, diganti oleh Soetrisno Bachir. Hal itu dianggap oleh pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais sebagai bentuk ketidaksopanan dan kekurangajaran Zulkifli Hasan terhadap Amien Rais.
Wacana pembentukan PAN Reformasi pun berhembus semakin kencang. Para pendukung Mulfachri Harahap dan loyalis Amien Rais melakukan berbagai manuver, termasuk minta restu kepada Amien sendiri untuk membentuk PAN Reformasi. Hanya saja Amien Rais belum secara eksplisit merestuinya.
Akan tetapi Zulkifli Hasan cukup cerdik. Untuk membentengi PAN yang dipimpinnya dari serangan langsung Amien Rais, Zulkifli Hasan mengambil dua anak Amien Rais, yakni Hanafi Rais dan Mumtaz Rais sendiri sebagai "tameng hidup"dalam kepengurusan PAN periode 2020-2025. Hanafi Rais dijadikan sebagai salah seorang wakil ketua umum, sementara Mumtaz Rais dijadikan sebagai salah seorang ketua.
Strategi Zulkifli Hasan tersebut nampaknya cukup berhasil. Buktinya Amien Rais tidak bisa bebas menyerang kepengurusan PAN dibawah komando Zulkifli Hasan karena ada dua anaknya di sana. Amien Rais menjadi canggung dan merasa kagok.
Nah, dengan mundurnya Hanafi Rais dari PAN bisa jadi merupakan "prolog" dari skenario-skenario yang sedang dirancang dan akan dimainkan Amien Rais dan para loyalisnya. Dengan tidak adanya sang putra, Amien Rais dan para loyalisnya bisa leluasa menyerang kubu Zulkifli Hasan. Pembentukan PAN Reformasi pun akan lebih mungkin direalisasikan.