Mohon tunggu...
Wiwik Winarsih
Wiwik Winarsih Mohon Tunggu... Konsultan - Hati yang gembira adalah obat

Pekerja Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Evaluasi Ujian Nasional, Tantangan Pertama Nadiem Makarim

4 Desember 2019   16:49 Diperbarui: 4 Desember 2019   17:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sistem evaluasi belajar untuk SMP membutuhkan sistem yang lebih lengkap. Selain untuk menandai anak-anak akan memasuki kelas senior (SMA) sistem evaluasi untuk siswa kelas 9 juga membutuhkan suatu mekanisme agar anak-anak dapat memutuskan apakah akan meneruskan ke SMA (pendidikan umum) atau SMK (pendidikan kejuruan). 

Tidak penting mengatakan semua anak yang bernilai tinggi harus meneruskan ke SMA dan yang kurang baik ke SMK seperti selama ini. Sistem evaluasi belajar siswa kelas 9 harus mampu membantu siswa menggambarkan masa depan yang ingin diraihnya. Oleh karena itu peran sekolah dan guru sangat dibutuhkan agar siswa dapat memutuskan setelah mengikuti UN.

Kapan siswa boleh memutuskan ikut UN atau tidak? Alangkah baiknya apabila saat akan lulus dari SMA anak-anak diberi kesempatan boleh memilih ikut UN atau tidak. Kementerian Pendidikan perlu menyediakan penjelasan apakah manfaat bagi siswa yang mengikuti UN dan akibat bagi siswa yang tidak mengikuti UN. Terkait dengan hal ini saya mendukung UN di SMA dikaitkan langsung dengan ujian masuk ke perguruan tinggi. 

Prosedur ini lebih sederhana dan anak-anak tidak perlu menghadapi ujian berkali-kali yang sebenarnya fungsinya sama. Sudah banyak negara yang menerapkan sistem ini dan mutu pendidikan mereka sama sekali tidak buruk. Apabila anak-anak ingin memasuki universitas atau perguruan tinggi yang menetapkan syarat nilai UN biarlah mereka memutuskan mengikuti UN tetapi apabila mereka ingin meraih cita-cita yang lain, biarlah anak-anak menyiapkan diri lebih dini. 

Ketika siswa menyelesaikan SMA dan memasuki usia dewasa banyak sekali jalan yang dapat diambilnya untuk menyiapkan masa depannya. Pemerintah perlu menyediakan jalan dan sarananya, semakin beragam semakin baik.

Epilog

Ujian adalah suatu keniscayaan. Bagaimana pun anak-anak perlu belajar menghadapi ujian. Bagi yang berpendapat mengapa hasil belajar beberapa tahun hanya ditentukan beberapa hari UN perlu merenungkan kembali. 

Para atlet yang giat berlatih tidak mengenal lelah sepanjang hari dan sepanjang tahun itu ujian pembuktian dirinya tidak beberapa hari tetapi hanya beberapa menit. 

Atlet sepak bola hanya perlu 90 menit untuk menunjukkan kemenangan. Atlet badminton hanya perlu satu jam untuk mencapai poin 21 bahkan kadang-kadang kurang. Bahkan atlet lari cepat 100 meter hanya memerlukan ukuran detik untuk menunjukkan diri sebagai juara. 

Dan itu semua adalah buah latihan giat bertahun-tahun. Jadi biarlah anak-anak belajar menghadapi ujian karena katanya yang lulus ujian akan dinaikkan derajatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun