Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Tiga Srikandi di Pilkada Jawa Timur, Simbol Emansipasi atau Strategi Populisme?

5 September 2024   07:47 Diperbarui: 14 September 2024   05:55 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Antaranews.com

2. Kepemimpinan Perempuan dan Stereotip Gender

Dalam masyarakat yang masih didominasi oleh budaya patriarki, perempuan yang tampil sebagai pemimpin sering kali dihadapkan pada ekspektasi ganda. 

Mereka tidak hanya diharapkan untuk menunjukkan kemampuan politik dan manajerial, tetapi juga harus sesuai dengan stereotip feminin yang ada, seperti lembut, peduli, dan emosional. Jika mereka dianggap terlalu tegas atau keras, mereka bisa dituding "tidak sesuai" dengan kodrat perempuan.

sumber gambar: Antaranews.com
sumber gambar: Antaranews.com

Namun, feminisme justru berusaha merombak stereotip gender ini. Feminisme menekankan bahwa kualitas kepemimpinan tidak dibatasi oleh jenis kelamin, dan bahwa perempuan berhak untuk menjadi pemimpin dengan gaya dan pendekatan mereka sendiri. 

Keterlibatan tiga perempuan dalam Pilkada Jawa Timur adalah bukti nyata bahwa perempuan dapat memainkan peran strategis dalam dunia politik yang sering kali dianggap keras dan kompetitif.

Lebih lanjut, kepemimpinan perempuan sering kali dikaitkan dengan pendekatan yang lebih inklusif dan empatik. Penelitian menunjukkan bahwa pemimpin perempuan cenderung lebih memperhatikan isu-isu sosial seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. 

Dalam konteks Pilkada, kandidat perempuan ini juga sering kali dikaitkan dengan harapan masyarakat untuk menciptakan pemerintahan yang lebih responsif terhadap kebutuhan warga.

3. Politik Identitas dan Populisme Gender

Namun, di balik optimisme ini, ada juga argumen kritis yang menyatakan bahwa keterlibatan perempuan dalam politik bisa saja dimanfaatkan oleh partai politik sebagai strategi populisme gender. 

Politik identitas, dalam hal ini berbasis gender, dapat menjadi alat bagi partai untuk menarik dukungan dari kelompok-kelompok tertentu, termasuk pemilih perempuan, kaum muda, dan kelompok masyarakat yang peduli dengan isu kesetaraan gender.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun