Mohon tunggu...
Wiwik Roslina
Wiwik Roslina Mohon Tunggu... Editor - Editor, Penanggung Jawab, Penulis

Aktif sebagai editor, KPJ, PJ, dan penulis dalam kepenulisan buku cerpen, puisi, pentigraf, syair, dan novel. Telah menelurkan belasan buku antologi dan novel yang berjudul "Akhir dari Impian Shinta". Penulis bisa disapa di nu.green.wee@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duka di Balik Pengkhianatan Cinta

21 Januari 2025   16:39 Diperbarui: 21 Januari 2025   16:39 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sontak Bella melepaskan rangkulan sang Ibu, mencium kedua pipi wanita yang sangat Ia sayangi, membisikkan kata "Don't worry, Mom! I'll be okay!" ke telinga sang Bunda, berlari menuju teras, lalu menstarter motor Beatnya dengan kencang.

"Beeell! Bellaaaa!!! Jangan pergiii..." Mitha berusaha meraih bungsunya, namun tak berhasil.

"Viiinn!! Keviiinnn!! Turuun!! Adikmu kabur!!" teriak Mitha tergopoh-gopoh menaiki anak tangga.

Ditinggal oleh anak rasanya jauh lebih sakit daripada dikhianati pasangan. Sudah kebal ia dengan kelakuan suaminya. Jika bukan karena mempertimbangkan perasaan anak-anaknya, sudah lama ia meninggalkan Ferry, si pria hidung belang.

Sepuluh anak tangga sudah ditapakinya, namun Kevin tak kunjung nampak di hadapannya.

"Brakk!" Mitha mendorong pintu kamar Kevin dengan sangat kencang. Kamar itu sepi, tak ada penghuninya.

Di bawah sana, Ferry masih saja berdiri kaku. Pandangannya kosong. Ia tak mengira kalau putri satu-satunya yang sangat dekat dengannya kini meninggalkannya dengan perasaan marah dan kecewa.

"Assalamualaikum!" suara keras dari luar pagar menyadarkan Ferry.

"Waalaikumsalam" jawab Ferry cepat menuju sumber suara tersebut.

"Pak Ferry! Gawat!! Bella kecelakaan!!" teriak Salim dengan sangat keras, saking kerasanya sampai terdengar dari lantai dua.

"Ya Allah, Bella!!" teriak Mitha histeris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun