Mohon tunggu...
Wiwik DJanti
Wiwik DJanti Mohon Tunggu... Guru - PNS (Pe Nikmat Seni)

Guru di SMP negeri kabupaten Tangerang, memiliki hobby dan ketertarikan pada banyak hal, menari, menyanyi, melukis, bertanam, menulis, travelling, memasak dan beberapa hoby lain yang membuat saya selalu sibuk, maka banyak sekali konten yang saya sukai dari konten seni, adventure, kuliner, fashion ...hampir semua konten saya sukai, motto saya terus meningkatkan potensi yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Semalam di Bukit Sekipan Tawangmangu

12 Mei 2024   20:40 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:07 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi


Bukit Sekipan, merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah. Kira - kira 1,5 - 2 jam perjalanan dari pusat kota solo.

Liburan akhir semester 1 tahun ini, saya dan keluarga memilih bukit sekipan sebagai  tempat menginap. Ada beberapa bukit yang mengitari area villa dan hotel, memberikan nuansa pegunungan yang sejuk dan damai. Villa, hotel, glamping, area camping itu berada tepat dikaki bukit. Ada beberapa bangunan yang bagiaannya bahkan menempel pada sisi bukit.

Kedatangan kami kali ini yang ke dua. Yang pertama pada tahun 2018, namun keadaannya sangat jauh berbeda. Ketika itu hanya terdapat beberapa penginapan saja dan wahana  wisata yaitu Kampung Hallowen, Taman lampion, mini zoo, Kebun stroberi, kebun sayur dll. Sekarang, sepanjang jalan sekipan sudah dipenuhi dengan villa dan hotel. Perkebunan sayur hampir tidak tampak sama sekali, tinggal beberapa petak lahan kebun stroberi yang sengaja di sisakan untuk melengkapi kebutuhan rekreasi bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi memetik stroberi sendiri langsung dari kebunnya.

Pada hari biasa, tarif villa dan penginapan relatif murah. Villa dengan 3 kamar kapasitas 7 sampai 9 orang bisa kita dapatkan dengan harga sekitar 1,5jt, kamar hotel single bed dengan fasilitas kolam renang minus breakfast, hanya 300 - 350rb permalam, bahkan ada yang lebih murah dari itu. Tapi pada waktu - waktu khusus, seperti musim liburan, atau hari raya, tarif bisa naik hingga 100 . Itupun, jika kita tidak booking dulu sudah dipastikan akan penuh semua.

Beruntung, walaupun mendadak saya masih mendapat tempat menginap disalah satu hotel, walaupun tidak bisa memilih tetapi cukup nyaman dan bersih.

Pada malam hari kita bisa menikmati kuliner disekitar bukit, yang kebanyakan menyajikan makanan khas jawa timur seperti pecel, rawon, soto, nasi rames tidak lupa sate kelinci. Namun tidak usah khawatir banyak juga makanan selera nusantara seperti nasi goreng, ayam goreng, pecel lele dan western food di beberapa tempat. Dan jika masih punya cukup energi, kita bisa jalan jalan kearah bukit. 

Disana banyak tenda - tenda wisatawan, yang memilih menginap di camping ground. Sekali waktu mungkin saya ingin menginap juga disitu, untuk lebih menyatu lagi dengan alam. Beristirahat didalam tenda, diantara pohon pinus, dan aliran sungai kecil dengan air yang sangat bening di bukit sekipan.

Namun, karena perjalanan di siang hari sudah cukup melelahkan,  setelah makan malam di salah satu rumah makan lesehan depan hotel, kami memilih kembali ke hotel untuk beristirahat.

Keesokan harinya, saya bangun pagi - pagi, untuk menjalankan hobby saya yaitu jalan pagi ke arah bukit. Disepanjang jalan di penuhi oleh wisatawan yang menginap. Ada yang berjalan kaki, bersepeda atau menyewa sepeda listrik, menuju ke arah bukit. Dinginnya udara pegunungan  dan kabut tidak terasa ketika kita sudah mulai meniti jalanan menanjak.

Sesampai di bukit, terlihat aktivitas pagi di camping ground. Ada yang sedang memasak menggunakan kompor portable, atau kompor parafin. Bahan makanan mereka beli dari pedagang sayur yang naik ke atas bukit dengan motor. Walaupun ada warung di sekitar tempat camping yang menyediakan sarapan, tetapi kebanyakan mereka memilih menjiwai nge- camp dengan segala aktivitasnya. Hal yang cukup efektif untuk mengajarkan anak - anak tentang kemandirian dan cinta alam.

Setelah merasa cukup, berjalan - jalan disekitar bukit, kami memutuskan untuk turun. Beberapa warung ramai di kerumuni pengunjung untuk mencari menu sarapan. Sayapun ikut berkerumun menunggu antrian kursi, penasaran mengapa salah satu warung lebih ramai dari yang lain. Tak sampai 10 menit akhirnya dapat tempat duduk, dan memesan makanan. 

Tersedia menu soto dan pecel di warung tersebut, tapi menurutku bukan itu yang istimewa, melainkan tempe dan tahu gorengnya dengan cita rasa yang sangat berbeda dibanding dengan yang selama ini kami konsumsi. Entah bahan bakunya, atau pengolahannya yang berbeda. Pantas saja warung itu sangat ramai, setiap kali gorengan diangkat, masing - masing pembeli sudah membawa piring untuk mengambil sendiri - sendiri.

Setelah tiba kembali ke hotel,  kami memutuskan untuk cek out pagi karena berencana mengunjungi beberapa tempat wisata lain yang berada di sekitar Tawangmangu. Acara renang  di hotelpun kami lewatkan karena air kolam yang sangat  dingin. Walaupun airnya murni dari pegunungan, bebas kaporit tetapi rasanya tidak sanggup untuk lama - lama berendam.

Semoga liburan berikutnya, kami masih bisa ke tempat ini lagi. Tempat yang pantas di rindukan karena kecantikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun