Setelah merasa cukup, berjalan - jalan disekitar bukit, kami memutuskan untuk turun. Beberapa warung ramai di kerumuni pengunjung untuk mencari menu sarapan. Sayapun ikut berkerumun menunggu antrian kursi, penasaran mengapa salah satu warung lebih ramai dari yang lain. Tak sampai 10 menit akhirnya dapat tempat duduk, dan memesan makanan.Â
Tersedia menu soto dan pecel di warung tersebut, tapi menurutku bukan itu yang istimewa, melainkan tempe dan tahu gorengnya dengan cita rasa yang sangat berbeda dibanding dengan yang selama ini kami konsumsi. Entah bahan bakunya, atau pengolahannya yang berbeda. Pantas saja warung itu sangat ramai, setiap kali gorengan diangkat, masing - masing pembeli sudah membawa piring untuk mengambil sendiri - sendiri.
Setelah tiba kembali ke hotel,  kami memutuskan untuk cek out pagi karena berencana mengunjungi beberapa tempat wisata lain yang berada di sekitar Tawangmangu. Acara renang  di hotelpun kami lewatkan karena air kolam yang sangat  dingin. Walaupun airnya murni dari pegunungan, bebas kaporit tetapi rasanya tidak sanggup untuk lama - lama berendam.
Semoga liburan berikutnya, kami masih bisa ke tempat ini lagi. Tempat yang pantas di rindukan karena kecantikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H