Siapa yang tidak ingin mandiri finansial atau financial freedom? Banyak orang bermimpi untuk bisa pensiun bahkan pensiun dini dengan tenang dan nyaman tanpa kuatir masalah keuangan. Apakah itu mungkin? Tentu saja, sayangnya ini hanya untuk orang-orang yang mau berjuang untuk merealisasikan mimpinya.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menjadi value investing investor. Value investing adalah strategi investasi di mana investor mencari saham atau aset yang harganya diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya.
Nilai intrinsik terdiri dari present dan future value yang dihitung berdasarkan analisis mendalam terhadap fundamental perusahaan, seperti laporan keuangan, potensi pertumbuhan, dan aset yang dimiliki. Dengan kata lain, investor mencoba menemukan saham yang "undervalue".
Cara ini banyak dilakukan oleh investor terkenal, seperti Warren Buffett dan Charlie Munger. Sekalipun membutuhkan waktu dan konsistensi dalam mengalokasikan dana, value investing dapat meningkatkan peluang kemandirian finansial.
Lantas, apa itu kemandirian finansial? Adalah kondisi di mana seseorang memiliki kontrol penuh atas keuangan pribadi, bebas dari tekanan hutang yang tidak sehat, dan mampu memenuhi kebutuhan tanpa tergantung pada orang lain.
Tentunya, membangun kemandirian finansial memerlukan disiplin, perencanaan, dan komitmen jangka panjang. Lalu, bagaimana cara membangun kemandirian finansial?
1. Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini
Langkah pertama untuk membangun kemandirian finansial adalah memahami kondisi keuangan saat ini. Mulailah dengan:
- Mengidentifikasi sumber pendapatan.
- Mencatat semua pengeluaran, baik rutin maupun insidental.
- Mengevaluasi aset dan kewajiban (utang). Langkah ini untuk mengetahui di mana posisi Anda saat ini dan menentukan prioritas.
2. Buat Anggaran yang Realistis
Anggaran adalah panduan utama dalam mengelola keuangan. Buatlah anggaran bulanan yang mencakup:
- Kebutuhan pokok (makanan, tempat tinggal, transportasi).
- Kewajiban seperti cicilan, donasi, dan asuransi.
- Alokasi tabungan dan investasi. Dengan anggaran yang realistis untuk mengontrol pengeluaran dan menghindari gaya hidup boros.
Perlu diingat menabung dan investasi membutuhkan 'dana dingin'Â atau tidak menggunakan uang hasil hutang atau pinjol. Maka, perlu untuk menyiapkan anggaran yang realistis.
3. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah simpanan untuk mengantisipasi kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya kesehatan mendadak. Idealnya, dana darurat mencakup 3-6 bulan pengeluaran. Mulailah dengan menyisihkan sebagian kecil pendapatan secara rutin sebelum memulai berinvestasi dengan value investing.
4. Pelajari dan Mulai Berinvestasi
Investasi adalah langkah kunci untuk mengembangkan kekayaan. Pelajari berbagai jenis investasi seperti reksadana, reksadana, obligasi, atau saham. Value investing di saham perlu memperhatikan beberapa indikator, seperti ekuitas (aset bersih),  PBV (price to book value), ROE (Return on Equity), dan lainnya.Â
Sekalipun bukan satu-satunya, setidaknya penting untuk membaca laporan keuangan. Misalnya, saham ASII di tahun 2007-2013, ketahui aset bersih, laba bersih, dan ROE. Kemudian, pahami kinerja jangka panjang yang konsisten, faktor nama besar atau reputasi perusahaan, dan likuiditas sahamnya.
5. Tingkatkan Pendapatan
Selain mengelola pengeluaran, upaya meningkatkan pendapatan sangat penting. Kembangkan keterampilan baru yang bernilai tinggi, ambil pekerjaan sampingan atau freelance, dan  berinvestasi pada instrumen yang sesuai dengan profil risiko.
6. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Tujuan yang jelas memberi motivasi untuk konsisten bahkan untuk berinvestasi. Misalnya, membeli rumah dalam 5 tahun, mencapai kebebasan finansial di usia 40 tahun. Pastikan tujuan ini spesifik, terukur, realistis, dan berbatas waktu (SMART).
7. Jaga Keseimbangan Hidup
Kemandirian finansial bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang menjalani kehidupan yang seimbang. Pastikan untuk memperhatikan kesehatan, hubungan sosial, dan kebahagiaan pribadi.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, dapat membangun kemandirian finansial yang kokoh. Ini adalah maraton, bukan sprint, sehingga diperlukan kesabaran dan ketekunan untuk menjadi investor value investing.
Referensi:
- Value Investing by Teguh Hidayat, Penerbit Kompas Gramedia
- https://www.investopedia.com/terms/v/valueinvesting.asp
- https://www.forbes.com/sites/jimosman/2024/07/05/is-value-investing-dead-why-buffetts-strategy-may-no-longer-work/
- https://www.cnbcindonesia.com/market/20240814070801-17-562822/kisah-benjamin-graham-bapak-value-investing-guru-warren-buffett
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H